Assalamu'alaikum Wr.Wb
Sunday 6 September 2009

Jadilah Kalian Bersaudara Sesama Hamba ALLAH SWT

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ، فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّام

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Janganlah kalian saling membenci, jangan saling dengki dan iri, dan jangan pula saling memusuhi, jadilah bersaudara sesama hamba Allah, dan tiadalah halal bagi muslim untuk memutus hubungan / memusuhi saudara muslimnya lebih dari tiga hari” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Indah, Yang Maha Melimpahkan keindahan sepanjang waktu dan zaman,dari masa ke masa memperindah keadaan menjadi lebih indah, (yaitu) Jiwa hamba – hambaNya yang semakin dekat (kepada kasih sayang Nya swt) (semakin zaman mendekati akhirnya maka Allah semakin mempermudah pengampunan Nya swt). daripada mukminin dan mukminat yang diangkat derajatnya setiap waktu dan saat dengan sunnah Sang Pembawa Rahmatnya Allah, ialah Sayyidina Muhammad Saw hingga setiap waktu mereka lewati siang dan malamnya mereka terus mendekatkan dan semakin dekat kepada Cinta Allah, kepada Keridhoan Allah, kepada Kasih Sayang Allah, kepada Cahaya Mahabbatullah, kepada Cahaya Keindahan Allah, mereka lewati hari – harinya dengan ruku’ dan sujudnya, dengan taatnya kepada Allah, mereka lewati dosa – dosa dengan istighfar dan taubat hingga lewatlah hari mereka dalam keluhuran dan hari demi hari, maka matahari dan bulan sebagai saksi, bumi sebagai saksi, jasadnya sebagai saksi, lidahnya menjadi saksi, tangan dan kaki menjadi saksi dan kesemua alam semesta menjadi saksi atas kemuliaannya. Dan alam semesta menjadi saksi atas kecintaan Allah padanya.

Sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “idza ahaballah abdan qaala Li Jibril.. Hadirin – hadirat, Rasul saw bersabda jika Allah telah mencintai seorang hamba maka Allah berkata kepada Jibril, “wahai Jibril, Aku telah mencintai fulan” maka Jibril turun ke langit dan mengumumkan kepada angkasa raya, berjuta – juta galaksi di langit dan kepada semua yang ada di langit dan di bumi. “Wahai penduduk angkasa raya, Allah telah mencintai fulan, maka cintailah ia”, jadilah seluruh debu, hewan dan tumbuhan mengenal hamba yang dicintai Allah dan kecintaan Allah kepada hamba itu terbit dengan sunnah dan tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. “In kuntum tuhibbunallah fattabi’uniy yuhbibkumullah” jika kalian mencintai Allah, ikutilah Nabi Muhammad Saw maka kalian akan dicintai Allah Swt.(QS. Ali Imran : 31.)

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian agung dan luhurnya Rabbul Alamin memperindah kehidupan setiap keturunan Adam yang mau beriman kepada Allah, yang mau mengikuti tuntunan Sang Nabi saw, dan mau menghiasi jiwanya dengan kedamaian. Allah Swt berfirman “alladzina aamanu wa tathma’innu quluubuhum bidzikrilah, alaa bidzikrillah tathma’innulquluub” ketahuilah orang – orang yang beriman itu tenang hatinya dengan mengingat Allah, hanya dengan dzikir kepada Allah-lah tenang dan damainya sanubari. (QS. Ar-Rad : 28)

Hadirin – hadirat, satu nama Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, yang jika diingat akan menimbulkan kedamaian, menenangkan seluruh sel tubuh kita, membawa kedamaian pada seluruh sel tubuh kita dan membawa aura kemuliaan yang terbit dan muncul dari sanubari kepada seluruh tubuhnya dan kepada alam sekitar.

Doctor Albert Benson dari fakultas kedokteran di Universitas Harvard menemukan satu penemuan yang sangat mengejutkan. Setelah ia mempelajari cara untuk membawa kedamaian dan ketenangan bagi manusia. Belasan tahun ia mempelajari dan mencari, ia menemukan satu penemuan yang sangat mengejutkan. Apa penemuannya? Tidak pernah ada kedamaian yang ia temukan bisa mendamaikan seorang manusia, ketenangan hatinya kecuali dengan iman kepada Allah. Dan tidak pernah ada kedamaian yang mencapai hebatnya orang yang beriman kepada Allah dibanding iman kepada apapun selain-Nya. Mengingat air terjun yang indah, mengingat gunung yang indah, mengingat kekasih, mengingat kenikmatan, apapun yang ia perbuat untuk mencapai kedamaian, belum ada satu metode yang mereka temukan terkecuali kedamaian itu sangat memuncak ketika manusia mengingat Allah.

Hadirin – hadirat, maka ia menyebutkan (doctor Albert Benson) dari Universitas Harvard bahwa keturunan Adam memang telah dicipta untuk hanya taat dan beriman kepada Allah, yang dengan itu tenanglah jiwanya, yang dengan tenang jiwanya maka tenanglah seluruh tubuhnya dan ketenangan seluruh sel tubuhnya. Demikian indahnya penemuan itu membuka Keluhuran Ilahi dan Allah sudah berfirman “alaa bidzikrillah tathma’innulquluub” dengan mengingat Allah maka tenanglah sanubarinya. (QS. Ar-Rad : 28.)

Wahai jiwaku dan jiwa kalian yang sering diombang – ambingkan dalam gelombnag kehidupan, dalam limpahan kenikmatan hingga terjebak pada kekufuran dan tidak bersyukur atau kepada kesusahan hingga terjebak pada tidak taat kepada Allah dan kufur.

Belum lagi, Allah terus mengombang – ambingkan keturunan Adam (agar mereka mencari kekuatan dan ketenangan Nya swt), namun ketika jiwanya telah menyimpan aura kekuatan terbesar di alam semesta yaitu Allah Jalla Wa Alla, maka ia akan sabar dengan apapun yang terjadi, tidak akan bisa mengecohnya karena jiwanya bersama Allah Jalla Wa Alla. Kalau sudah jiwa dan sanubarinya bersama Allah, mengingat Allah, dalam kemuliaan Allah, maka ia dalam lindungan benteng kekuatan Allah Jalla Wa Alla.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw bersabda sebagaimana hadits yang kita dengar diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, beliau saw “la tabaghadhu, wala tahasadu, wala tadabaru, wa kunu ibadallah ikhwanan, wala yahillu li muslimin an yahjura akhaahu, fauqa tsalatsati ayyamin” janganlah kalian saling membenci.., kata Sang Nabi saw. Kenapa? Kita akan perjelas nanti. Karena perbuatan manusia itu akan membawa kerusakan di dunia dan akhirat. “la tabaghadhu, wala tahasadu..” janganlah kalian saling benci dan saling dengki. Lihat saudara kita mendapat kenikmatan jangan dengki dan iri, karena Yang Maha Memberi masih tetap memberi dan bisa memberi. “..wala tadabaru..” jangan saling membelakangi. Tadaabaru itu maksudnya adalah orang yang ketika jumpa dengan saudaranya muslimin buang muka, atau lebih ringkasnya ialah jangan bermusuhan.

“..wala yahillu li muslimin an yahjura akhaahu, fauqa tsalatsati ayyaamin” dan tidak dihalalkan bagi saudara muslim untuk bermusuhan lebih dari 3 hari. Sebelumnya Sang Nabi mengatakan “..wa kuunuu ibaadallahi ikhwanan” jadilah kalian sesama hamba Allah itu bersaudara, sesama muslimin itu bersaudara, persaudaraan yang lebih erat daripada persaudaraan pertalian darah. Karena kalau persaudaraan pertalian darah kalau wafat terpisah, tapi kalau saudara seiman, wafat lalu hidupnya di alam barzah dan di akhirat tidak akan pernah terpisah. Semakin kita menyambung hubungan silaturahmi dengan manusia, sesama iman, sesama muslimin – muslimat, maka Allah Swt akan semakin menyambung Kasih Sayang-Nya kepada kita. Semakin seseorang tidak memiliki kebencian kepada orang lainnya, makin indah hidupnya di dunia dan akhirat.

Para ilmuwan dalam penemuan mutakhirnya menemukan satu penemuan yang menakjubkan bahwa ketika seseorang itu marah atau timbul sifat benci didalam dirinya maka terpancarlah dari dalam tubuhnya hormon – hormone stres, hal itu menimbulkan tuntutan sel sel otot yang ada di jantung akan oksigen yg berlebihan,Marahnya seseorang atau bencinya ia pada sesuatu atau benci pada orang lainnya maka itu akan menyebabkan lepasnya hormon – hormon tersebut dan jika itu terjadi akan membuat kebutuhan yang berlebihan atas oksigen pada otot – otot jantungnya, dan oksigen itu tidak bisa dipenuhi oleh paru – parunya. Berbeda dengan orang yang berlari, jantungnya berdebar cepat tapi tubuhnya bergerak. Tapi kalau tubuhnya tetap diam saja hingga benci dan kemarahannya yang muncul maka jantungnya berdebar dengan keras yang mengakibatkan otot pada jantungnya membutuhkan oksigen yang lebih banyak dan ini tidak bisa dipenuhi oleh paru – parunya. Lantas apa yang terjadi setelah itu? Itu menyebabkan pengentalan keping – keping darah pada jantung. Apa yang akan terjadi setelah itu? Itu menyebabkan sering terjadinya serangan jantung. 60% serangan jantung terjadi pada orang yang sering marah dan sering benci kepada orang lainnya.

Dan penemuan yang lebih menakjubkan, mereka meneliti orang – orang yang sakit. Para ilmuwan di Amerika, mereka meneliti orang – orang yang sakit. Mereka merasa ringan sakitnya ketika memaafkan orang yang menyakiti mereka. Ini penemuan dengan jelas, selaras dengan sunnah Sayyidina Muhammad Saw. “la tabaaghadhu, wala tahaasadu, wala tadaabaru, wa kunu ibadallah ikhwanan, wala yahillu li muslimin an yahjura akhaahu, fauqa tsalatsati ayyaamin” janganlah kalian saling membenci, jangan saling memusuhi. Sang Nabi saw memahami, karena dalam setiap tuntunan beliau itu tersimpan kesejahteraan dan kesehatan di dunia dan juga kebahagiaan di akhirat. Semakin sirna seseorang dari membenci orang lainnya makin ringan semua penyakitnya, semakin jauh dari serangan jantung. Demikian hebat sunnah Muhammad Rasulullah Saw. Orang yang paling pemaaf, ialah Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah menjadikan kemuliaan pada jiwa yang dipenuhi cahaya Ilahi maka jiwa itu akan sulit dendam kepada siapapun. Demikianlah jiwa Sayyidina Muhammad Saw. Jiwa yang dipenuhi kekuatan Ilahi akan berpengaruh kepada apapun yang ada didekatnya. Sebagaimana penemuan Prof. Masaru Emoto dari Jepang, yang telah sering kita dengar bahwa air itu bereaksi dengan emosi orang yang ada di hadapannya. Kalau orang yang dihadapannya marah – marah maka jika air itu dilihat dengan mikroskop dengan skala tertentu akan berubah menjadi buruk bentuknya. Dan ketika orang yang ada di hadapannya tenang maka air itu berubah menjadi lebih indah jika dilihat dengan skala tertentu di mikroskop. Ini jiwa yang tenang, lebih – lebih lagi jiwa yang dipenuhi Cahaya Allah. Ini berlaku bukan hanya pada air tapi berlaku untuk alam semesta. Bahkan merubah hal – hal hina menjadi hal yang mulia, sebagaimana firman Allah didalam hadits qudsiy riwayat Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim) “humul julasaa’ laa yasyqaa bihim jaliisuhum” orang yang duduk bersama orang – orang yang berdzikir, walaupun niatnya bukan untuk berdzikir, dia mendapatkan pahala dan kemuliaan. Kenapa? Karena bersama orang yang berdzikir. Air bisa bereaksi dengan jiwa yang ada di hadapannya. Demikian pula dengan alam semesta ini.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah Allah Swt menjadikan jiwa – jiwa mulia itu sebagai pembawa penyelamat di muka bumi. Sebagaimana Allah Swt berfirman “kalau seandainya bukan karena pria – pria mukminin dan wanita – wanita mukminat yang kalian tidak ketahui kemuliaan mereka itu, kalau mereka itu tiada, kalau mereka itu pergi, maka niscaya akan turun azab yang pedih kepada wilayah itu”. (QS Al Fath 25) .Tapi karena ada kaum mukminin dan mukminat yang melakukan jamaah. Sebagian ulama mengatakan ini pada orang – orang yang melakukan shalat jamaah atau jamaah majelis dzikir atau jamaah majelis taklim, maka mereka inilah yang menyingkirkan musibah. Kenapa? Karena alam semesta sudah dikuasai oleh satu kekuatan tunggal yang Maha Mengatur segala kejadian untuk tetap memuliakan dan membawa keberkahan bagi jiwa – jiwa yang dipenuhi cahaya Allah.

Allah Swt berfirman didalam hadits qudsiy “ana ma’a ‘abdi haitsu maa dzakaranii wa taharrakat bii syafataah” Aku bersama hamba – hambaKu ketika ia mengingat-Ku dan ketika kedua bibirnya bergetar menyebut Nama-Ku. Kalau sudah Allah sudah bersamanya maka kedamaian bersamanya, kalau kedamaian bersamanya, kedamaian bersama keluhuran. Demikian indahnya jiwa Sayyidina Muhammad Saw. Dan semoga aku dan kalian terwarnai dengan Cahaya Keindahan Allah Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Setiap perbuatan – perbuatan ibadah yang merupakan sunnah Sang Nabi saw tersimpan padanya Cahaya Keridhoan Ilahi. Diriwayatkan didalam Shahih Muslim dalam salah satu hadits qudsiy bahwa Allah Swt berfirman di hari kiamat kepada para hamba – hambaNya. “Hamba – hambaKu, Aku sakit kenapa kalian tidak menjenguk-Ku, Aku lapar kenapa kalian tidak memberi-Ku makan, Aku haus dan kalian tidak memberi-Ku minum”, maka para hamba – hamba bertanya “wahai Allah, sungguh bagaimana Engkau ini sakit sedangkan Engkau Rabbul Alamin?, bagaimana Engkau lapar sedangkan Engkau Rabbul Alamin?, bagaimana Engkau haus sedangkan Engkau Rabbul Alamin.?”. Allah menjawab “hamba-Ku, kau lihat hamba-Ku (fulan) sakit, kau tidak menjenguknya. Kalau seandainya kau menjenguknya saat itu, kau akan temukan Aku bersamanya”. Maksudnya apa? Bukan Allah ada disamping orang yang sakit, tapi Keridhoan dan Kasih Sayang Allah ada bersama orang yang menjenguk orang yang sakit. (syarah Nawawi ala shahih Muslim) “Hamba-Ku (fulan) lapar, ia minta padamu makanan dan kau tidak memberinya? apakah kau tidak tahu bahwa hamba-Ku kalau kau beri ia makan maka kau akan temukan Aku bersama orang itu”. Maksudnya apa? Kau akan mendapatkan cintanya Allah dengan membantu orang yang kelaparan itu. “Hamba-Ku (fulan) kehausan, ia minta minum padamu dan kau tidak memberinya? kalau kau memberinya saat itu, kelak akan kau temukan Aku bersamanya”. Demikian sifat – sifat mulia membantu sesama membuka rahasia keridhoan Allah Jalla Wa Alla.

Oleh sebab itu, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari tentang salah seorang wanita bertanya kepada Rasul saw “Wahai Rasulullah, aku punya harta yang lebih, boleh tidak aku sedekahkan pada suamiku dan anakku? boleh tidak sedekah kepada kerabat sendiri?”, maka Rasul saw menjawab “untukmu dua pahala”. Yang pertama kau dapat pahala shadaqah dan yang kedua kau dapat pahala menyambung silaturahmi dengan kerabatmu. sering dipertanyakan, mana yang lebih didahulukan, umum atau keluarga sendiri ?. Justru keluarga sendiri dulu baru orang lain, bahkan kepada keluarga sendiri, kata Rasul saw. Ada dua pahala, yaitu pahala shadaqah dan pahala menyambung kekerabatan. Demikian indahnya tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman di dalam hadits qudsiy riwayat Shahih Bukhari ”ana ‘inda dzhanni ‘abdiy biy” Aku bersama persangkaan hamba-Ku. “Barangsiapa yang memusuhi wali – wali Ku, Aku umumkan perang kepadanya”. Ini Allah Swt berfirman menunjukkan kalau Allah akan menghancur leburkan semua mereka yang memerangi para wali – wali.

“Wamaa taqarraba ilayya abdi…”, tiadalah seorang hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan menjalankan apa – apa yang Aku wajibkan untuk mereka, dan hamba-hamba Ku itu tidak puas hanya menjalankan yang wajib saja, ia terus mendekat kepada-Ku dengan hal – hal yang sunnah sampai Aku mencintainya, (kata Allah).
Subhanallah!! Jadi Cintanya Allah itu tersimpan pada hal yang fardhu (wajib) dan yang sunnah. Jadi jangan menentang syari’ah, sampai kemanapun puncak kemuliaan ini dicari, tidak akan bisa tercapai derajat para wali terkecuali dengan mengamalkan syari’ah dan sunnah. Segala hal yang bertentangan dengan syari’ah dan sunnah maka tentunya tidak akan mencapai derajat cinta kepada Allah. Sebesar – besar apapun pengakuan seseorang jika ia menentang syari’ah dan menentang sunnah Sang Nabi saw maka ia mengaku seorang yang mulia di sisi Allah maka ia batil. Karena seorang wali tidak dicintai oleh Allah dan diangkat oleh Allah sebagai wali terkecuali ia telah mengamalkan hal – hal yang fardhu dan hal – hal yang sunnah sampai Allah mencintainya.

Demikian kelanjutan riwayat Shahih Bukhari, “jika hamba – hambaKu itu sudah mendekat kepada-Ku dengan hal yang fardhu dan yang sunnah sampai Aku mencintainya, maka jika Aku mencintainya Aku akan menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat dan aku menjadi tangan dan kakinya yang ia gunakan untuk bergerak dan jika ia meminta pada-Ku, Aku akan mengabulkan permintaannya, jika ia minta perlindungan maka Aku melindunginya”.

Hadirin – hadirat, tentunya yang dimaksud bukanlah Allah menjadi telinga, Allah menjadi pendengaran dan penglihatan, Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan bahwa maksud dari ucapan hadits qudsiy ini adalah orang yang menjaga dirinya dari hal yang fardhu dan sunnah sampai Allah mencintainya, Allah yang akan menjaga panca inderanya dari hal – hal yang dimurkai Allah dan akan muncul hal – hal yang lebih dari indera keenamnya. Dari penglihatannya, pendengarannya, tangan dan kakinya.

Hal ini teriwayatkan banyak didalam riwayat Shahih bahwa Sayyidina Umar bin Khattab radiyallahu anhu, beliau sedang berkhutbah jum’at tiba – tiba di tengah – tengah khutbah berteriak “naik ke atas bukit”. Para sahabat bingung, sedang khutbah jum’at bicara tentang naik ke atas bukit apa maksudnya? Ada Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah wa radiyallahu anhu hadir saat itu, Sayyidina Ali berkata “catat tanggal dan waktunya”, maka para sahabat mencatat tanggalnya. Tidak lama beberapa minggu, kelompok pulang dari peperangan, mereka berkata “kami terjebak dalam peperangan hampir saja kami kalah, tiba – tiba kami mendengar suara Umar bin Khattab tanpa wujud yang mengatakan “naik ke atas bukit”. Wujudnya tidak ada, tapi suaranya saja. Kami naik keatas bukit lalu kami meneruskan peperangan dan akhirnya kami menang. Kapan ini terjadi? Ia berkata “kira – kira hari jum’at, saat waktu shalat jum’at”. Subhanallah!! Sayyidina Umar sedang khutbah jum’at seraya berkata “naik ke atas bukit”, ia sedang berhadapan dengan jama’ah tapi penglihatan dan pendengarannya sampai kepada saudara – saudara muslimnya di tempat yang jauh. Ia menolong dan membantu mereka dengan memberikan kepada mereka penyelesaian yang membuat mereka menang “naik ke atas bukit, naik ke atas bukit”, selamat mereka.

Demikian hebatnya para wali Allah Swt, tentunya sangat banyak. Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, Sayyidina Ali Zainal Abidin dan lain sebagainya yang kesemuanya ahlul khusyu’, kesemuanya orang yang menjalankan sunnah Sang Nabi saw, kesemuanya tidak mau bertentangan dengan Allah dan Rasul saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
“Kalau mereka minta pada-Ku niscaya akan Ku-beri dan kalau mereka mohon perlindungan pada-Ku niscaya akan Ku-lindungi”, kata Allah.

Akhir dari penyampaian saya malam hari ini adalah munculnya fitnah terhadap pribadi saya dan Majelis Rasulullah Saw yang disebarkan di masjid – masjid hari Jum’at yang lalu di Al Hawi, di Al Munawwar, dan di banyak perkantoran. Dan orang yang menyebarkan juga pakai jaket Majelis Rasulullah Saw. Isinya ada foto saya dan ada tanda tangan palsu saya dan juga point – pointnya menyudutkan Presiden Republik Indonesia, menyudutkan Ibu Megawati, menyudutkan FPI dan FBR dan menghina para habaib lainnya. Dan seakan – akan itu muncul dari saya. Selebaran dibagikan sebanyak – banyaknya. Hal ini hadirin, saya mohon jangan ada yang mengambil tindakan anarkis karena saya sudah memaafkannya, Biar saja mereka terus demikian dan saya terus berdoa siang dan malam agar Allah berikan bagi mereka hidayah. Apa yang mereka perbuat ini memusuhi dakwah Sayyidina Muhammad Saw, bukankah yang kita ajarkan kedamaian? Bukankah yang saya sampaikan agar kita mencintai Allah dan Rasul-Nya?, damai di wilayah ini, damai bangsa ini, damai masyarakat kita, damai dan makmur kehidupan kita dunia dan akhirat, inikah yang mereka perangi? Semoga Allah memberi mereka kejelasan, memberikan mereka hidayah.

Hadirin – hadirat, jangan ada yang mengambil tindakan anarkis. Kalau ada 1,2 bentuk provokasi yang muncul di masyarakat laporkan kepada yang berwajib dengan segera. Tapi kalau bisa diredam, ya sudah diredam saja karena kedamaian itu selalu bersama kekuatan Allah Swt. Jadi biarkan saja, kita terus berjalan dan kita didalam satu kesatuan dalam satu iman. Dan tidak ada masalah dengan Presiden Republik Indonesia. Mulai tahun 1998 Majelis Rasulullah Saw ini berdiri, terus siapapun yg naik menjadi Presiden Majelis Rasulullah Saw tidak pernah bermasalah dg mereka. Demikian pula dengan Ibu Megawati, tidak pernah ada masalah, dengan FPI justru kita bersaudara, dengan FBR kita bersaudara tapi kelompok ini menjadikan seluruh symbol itu untuk memerangi Majelis Rasululah Saw dan mereka tidak akan berhasil. Ini justru persatuan muslimin – muslimat bersama – sama mengangkat dakwah Sayyidina Muhammad Saw. FBR, FPI, Majelis Rasulullah Saw tidak bisa dipecah karena kami sama – sama membela Sayyidina Muhammad Saw. Masing – masing dengan caranya, ada yang dengan cara naik mobil, ada yang dengan cara naik sepeda, ada yang dengan cara naik bus, ada yang dengan cara naik helikopter, ada yang dengan cara kapal laut. Masing – masing dengan caranya tapi 1 tujuan maka tidak akan pernah bisa dipecah belah.

Hadirin – hadirat, kita bermunajat kepada Allah Swt meneruskan daripada doa Nabi kita Muhammad Saw untuk kemuliaan dan pembenahan tempat ini. Rabbiy Rabbiy angkat semua kesulitan dari kami, dari seluruh muslimin – muslimat.

Kita bermunajat kepada Rabbul Alamin, Wahai Yang Menguasai alam semesta, Wahai Yang Selalu Mendamaikan jiwa yang selalu mengingat-Nya, Wahai Yang Maha Memberikan kedamaian dunia dan akhirat, damaikan jiwa kami, damaikan hari – hari kami, damaikan kehidupan kami, damaikan alam barzah kami, damaikan kematian kami kelak, damaikan kami di yaumal qiyamah. Wahai Cahaya Kedamaian dunia dan akhirat yang terbit dengan kebangkitan Sayyidina Muhammad Saw, kami bertawassul demi keluhuran cahaya risalah Sang Nabi saw yang menerangi jiwa dan kehidupan kami dan hari – hari kami dengan Keagungan Nama-Mu.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


sumber:

majelisrasulullah.org
READ MORE -

Tuesday 1 September 2009

Rahasia ALLAH SWT Yang Ada Pada Madu


أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَخِي يَشْتَكِي بَطْنَهُ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ فَقَالَ قَدْ فَعَلْتُ فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ فَبَرَأَ

(صحيح البخاري)

“sungguh seorang datang pada Nabi saw dan berkata saudaraku sakit perut, maka bersabda Rasul saw : Beri ia madu. Lalu ia datang lagi mengadukan saudaranya masih sakit, Rasul saw bersabda : beri ia madu. Lalu ia datang ketiga kalinya (saudaranya masih sakit) dan Rasul saw bersabda : beri ia madu. Orang itu berkata : sudah kuperbuat (dua kali) namun tidak sembuh. Rasul saw bersabda : beri ia madu, sungguh Maha Benar Allah dan jangan kau didustakan oleh perut saudaramu. Maka orang itu memberi saudaranya madu (yg ketiga kali) dan ia sembuh.” (Shahih Bukhari)




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt, yang telah mengundang kita untuk hadir, hingga turunlah Cahaya Keagungan Ilahi ke bumi Jakarta ini yang telah disiapkan turun dan sampai kepada namaku dan nama kalian di majelis ini untuk dilimpahi Rahmat dan Anugerah Ilahi, untuk mencapai keluhuran dan kedekatan kehadirat Allah agar semakin dekat kepada Allah, semakin dicintai Allah, semakin diampuni Allah, semakin dekat kepada Kasih Sayang Ilahi yang selalu menaungi hamba- hambaNya ditawarkan kepada segenap keturunan Adam yang hidup di atas permukaan bumi yang milik Allah, langit dan bumi yang milik Allah ditawarkan kepadaku dan kepada kalian kedekatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat dari Sang Pemilik dunia dan akhirat.

Dialah Allah, Nama yang paling agung untuk disebut, Nama yang paling berhak dirindukan dan dicintai dari semua nama, Nama Yang Maha Kekal dan Abadi dan Maha Sempurna, Maha Tunggal dengan Kesempurnaan, Maha Abadi dengan segenap keindahan dan kekuasaan, segenap kekuasaan berjatuhan, tinggallah kerajaan Allah,(yaitu) Alam semesta,kekuasaan Allah abadi, sebelum alam semesta ada hingga alam semesta berakhir, sebelum kehidupan ada hingga semua kehidupan yang dicipta dan hingga semua kehidupan berakhir, hingga semua penglihatan tidak lagi melihat, hingga semua bibir tidak lagi bicara, hingga semua pendengaran tidak lagi mendengar, Dialah Yang Maha Ada dan selalu ada sepanjang waktu dan zaman. Dan Allah Swt, Sang Maha Pemelihara alam semesta, Maha Melimpahkan Anugerah, Maha Pemurah dan Maha Dermawan kepada segenap hambaNya. Mereka yang beriman dan tidak beriman masih mendapatkan Kasih Sayang Allah sepanjang kehidupan.

“Huwalladzii anzala minassamaai maa’an lakum minhu syarabun waminhu syajarun wa fiihi tusiimuuna; yumbitu lakum bihizzar a’wazzaituna wannakhila wal a’naaba wamin kulli tsamaraati, inna fii dzalika la ayatalliqaumin yatafakkaruna” QS. An-Nahl : 10 - 11

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt berfirman “Dialah yang menurunkan air dari langit untuk kalian”. Diberikan kalimat yang demikian indah “Huwalladzii anzala minassamaai maa anlakum..” diturunkan oleh Allah Swt, air dari langit untuk kalian; QS. An-Nahl : 10. Kalimat kalian ini mencapai seluruh hamba – hambaNya, mereka yang hidup (tentunya keturunan Adam yaitu kita). “minhu syarabun..” dan darinya kalian mendapatkan minum kalian, dengannya muncul sumur – sumur menjaga endapan air di perut bumi, menjaga penyimpanan air di danau dan di sungai – sungai; QS. An-Nahl : 10. Itulah air yang Allah turunkan dari langit untuk mengatur siklus kehidupan kita. “..waminhu syajarun fiihi tusiimuuna” dan juga muncul kehidupan pepohonan dan tumbuhan, dan kalian memberi minum hewan - hewan ternak kalian; QS. An-Nahl : 10. “Yumbitu lakum bihi azzar a’wazzaituna wannakhila wal a’naaba wamin kulli tsamaraati” ditumbuhkan untuk kalian semua ladang dan yang kalian tanam, juga pembuahan semacam zaitun (buah – buah zaitun) dan buah – buah kurma dan buah – buah anggur dan terus tumbuh dipermukaan bumi sebab turunnya air dan juga dari semua jenis tumbuh – tumbuhan lainnya; QS. An-Nahl : 11. “..inna fii dzalika la ayatalliqaumin yatafakkaruna” sungguh dalam hal ini terdapat tanda – tanda bagi mereka yang mau berfikir. Betapa semua yang ada di alam ini diatur dengan pengaturan yang multi sempurna dari Yang Maha Sempurna. Dan kesemua ini tanda Kasih Sayang Illahi.

Hadirin – hadirat, “wasakhkhara lakumullaila wannahara wasysyamsa wal qamara wannujuumu musakhkharatun bi amrihi, inna fidzalika la ayaatilliqaumin ya’qiluuna” Dia Allah juga yang telah menundukkan siang dan malam, matahari dan bulan dan ditundukkan bagi kalian bintang – bintang untuk selalu taat kepada Allah; QS. An-Nahl : 12. “..musakhkharatum bi amrihi” matahari dan bulan selalu berputar dengan porosnya, bumi berputar dengan porosnya, siang dan malam terus berganti dan tidak saling mendahului. Dan demikian matahari berputar dengan porosnya, bulan dengan porosnya hingga manusia mengenal perhitungan Syamsiyah (Masehi) dan Qamariyah (Hijriyyah). Perhitungan tahun, bulan dan perhitungan matahari dengan hijriyyah dan masehi. Manusia mengenal itu dengan munculnya matahari dan bulan yang muncul dengan teratur setiap tahunnya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian Allah katakan, ditundukkan untuk kalian siang dan malam, siang membawa cahaya sinar x yang memperbaiki tubuh kita, malam hari dijadikan bahwa tetumbuhan itu menyerap lebih banyak oksigen dan kelembapan terjaga dengan adanya malam hari. Dan demikian Allah mengatur kehidupan ini. “wasakhkhara lakumullaila wannahara wasysyamsa wal qamara wannujuumu musakhkharatum bi amrihi” dan bintang – bintang menjadi penunjuk yang ditetapkan oleh Allah Swt dan taat kepada perintah Allah; QS. An-Nahl : 12. Seluruh alam semesta ini “..musakhkharatum bi amrihi” semua alam semesta ini, dari seluruh jutaan galaksi yang ada di angkasa raya sampai butiran terkecil sel tubuh kita tunduk kepada perintah Rabbul Alamin, Dialah (Allah) Yang Maha Mengatur.

Hadirin – hadirat, Allah juga berfirman “wahuwalladzi sakhkharalbahra lita’kuluu minhu lahman thariyyan watastakhrijuu minhu hilyatan talbasuunaha” Dia (Allah) juga yang menundukkan lautan untuk kalian, agar kalian mengambil darinya daging – daging yang segar; QS. An-Nahl : 14. “lahman thariyyan” kalian mengambil daging ikan itu yang tidak ada najisnya, walau tidak disembelih tetap suci hukumnya. Demikian indahnya, Allah jadikan lautan itu pembawa Rahmat dan kemudahan bagi kita. “watastakhrijuu minhu hilyatan talbasuunaha” dan kalian bisa mengeluarkan dari laut itu perhiasan – perhiasan yang kalian pakai berupa mutiara dan bentuk perhiasan yang indah lainnya; QS. An-Nahl : 14. Dan Allah jadikan sampai perhiasan kita pun dicipta oleh Allah di muka bumi. Emas, berlian, permata, mutiara dan lain sebagainya dihamparkan oleh Allah dimuka bumi dan disiapkan. Bukan hanya makanan dan minuman saja bahkan perhiasan pun Allah siapkan untuk kehidupan yang demikian sempurnanya. Lebih – lebih lagi, kehidupan akhirat.

Hadirin – hadirat, Sang Maha Dermawan selalu mengenalkan kepada kita Kasih Sayang-Nya. Sampailah kita kepada hadits mulia ini, dimana Rasul saw mengajarkan kepada kita untuk berobat dengan madu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu anh bahwa seorang lelaki datang kepada Rasul saw mengadukan bahwa saudaranya sakit perut. Rasul saw berkata “beri ia minum madu”. Maka orang itu mengikuti saran Sang Nabi Saw. Tidak lama datang lagi untuk yang kedua kalinya orang yang sama bahwa saudaranya belum sembuh, malah makin parah. Maka Rasul saw berkata “beri ia minum madu”. Kali yang ketiga ia datang, “ya Rasulullah masih belum sembuh juga”, Rasul saw berkata “beri ia minum madu”, maka ia berkata “aku sudah perbuat itu 2X tapi tidak sembuh – sembuh”. Rasul saw berkata “shadaqallahu wa kadzaba badhnu akhiika” Allah Maha Benar, jangan benarkan apa – apa yang terjadi pada saudaramu. Maka diberilah minuman madu itu untuk ketiga kalinya maka ia pun sembuh.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt berfirman didalam QS. An-Nahl yang diwahyukan kepada lebah “wa awhaa Rabbuka illannahli anittakhidzii minal jibali buyutan waminasysyajari wa mimma ya’risyuuna; tsumma kulii min kullisysyamarati faslukii subula Rabbiki dzululan yakhruju mim buthuuniha syarabun mukhtalifun alwaanuhu, fiihi syifaa’ullinnaas, inna fidzalika la ayatalliqaumin yatafakkarun” QS. An-Nahl : 68 – 69

“wa awhaa Rabbuka illa annahli” Dan Tuhanmu telah mewahyukan (memerintahkan) kepada lebah (tawon); “anittakhidzii minal jibali buyutan” agar mengambil rumah – rumahnya (sarang- sarangnya) di gunung – gunung, jangan di tempat manusia. jadikanlah gunung – gunung itu rumah kalian, wahai lebah dan di pohon – pohon dan kalian boleh bersarang juga pada bangunan yang disiapkan manusia untuk mengambil madu kalian. Indahnya perintah Allah kepada lebah untuk berbakti kepada manusia. Allah berkata “anittakhidzii minal jibali buyutan, waminassyajari, wamimmaa ya’risyuun” wahai lebah, kalian tinggal di gunung – gunung atau di pohon – pohon, atau ditempat yang dibangun manusia untuk kalian”, sudah diperintah oleh Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
“Tsumma kulii min kullisysyamarati” lantas kalian (lebah) boleh makan semua buah – buahan dan bunga – bunga dari segala jenis. “Faslukii subula Rabbiki dzululan” jalankan perintah – perintah Tuhanmu yang memilikimu wahai lebah dengan tunduk dan patuh, maka lebah itu pun tunduk dan patuh. Ia hanya makan daripada sari buah – buahan. “Yakhruju mim buthuuniha syarabun mukhtalifun alwaanuhu” keluarlah dari perut lebah itu minuman atau cairan yang berbeda warna. Yaitu ada madu yang putih, madu kuning dan madu yang agak gelap menghitam. Mempunyai cairan yang beragam warna. “Mukhtalifun alwaanuhu fiihi syifaullinnaas” madu itu cairan yang keluar dari lebah yang mengandung penyembuh bagi manusia. “Inna fidzalika la ayatalliqaumin yatafakkarun” didalam kejadian itu terdapat tanda – tanda kebesaran Allah bagi mereka yang mau berfikir.

Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari mensyarahkan hadits yang kita baca tadi bahwa berkaitan dengan ayat ini. Rasul saw berkata “shadaqallahu wa kadzaba badhnu akhi”, Allah sudah berfirman bahwa pada cairan yang keluar dari lebah itu terdapat penyembuhan. “Syifaulinnaas” (penyembuh bagi manusia), maka Rasul Saw berkata “shadaqallahu wa kadzaba badhnu akhiik” Allah Yang Maha Benar, jangan percaya pada penyakit saudaramu. Beri terus minum madu, minum madu tambah sakit perutnya, Rasul saw berkata “beri lagi minum madu, beri lagi”. Al Imam Ibn Hajar menjelaskan bahwa didalam riwayat thibbun nabawiy (pengobatan – pengobatan Nabi Saw) madu itu mempunyai 1 kemampuan untuk membunuh bakteri – bakteri dan virus. Semakin dahsyat bakteri dan virus yang menyerang seseorang, semakin ia butuh madu lebih banyak. Oleh sebab itu Rasul saw perintahkan untuk minum lagi, lagi. Maksudnya dosisnya belum cukup untuk penyakit saudaramu, tambahkan lagi madu sampai cukup dan sembuh. Demikian Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari.

Dan para ilmuwan kita menemukan 1 keajaiban pada lebah yang memproduksi madu,. Banyak hewan – hewan yang ada di permukaan bumi memang dicipta dan diperintah oleh Allah untuk memproduksi lebih dari produksinya, lebih dari kebutuhannya karena itu disiapkan untuk manusia. Lebah memproduksi madunya lebih banyak dari kebutuhannya, jauh lebih banyak dari kebutuhannya. Kebutuhan lebah tidak seberapa tetapi ia memproduksinya sangat banyak karena sudah diperintah oleh Allah. Demikian pula ayam, demikian pula sapi. Yang ayam itu bertelur hampir setiap hari 1 butir dan itu tidak dibutuhkannya, demikianlah sapi yang memproduksi susunya lebih banyak dari kebutuhan anak – anaknya. Demikian indahnya pengaturan dan kesempurnaan ekosistem yang diatur oleh Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Para ilmuwan juga menemukan bahwa kesempurnaan lebah yang betul – betul diatur oleh Allah itu, mereka menjaga kelembapan madu karena diperintah oleh Allah untuk berkhidmah kepada keturunan Adam dengan madunya maka mereka pun menjaganya walaupun berlebihan yang disimpan di sarangnya. Bahkan suhunya pun dijaganya oleh para lebah itu. Dikatakan oleh para ilmuwan kita, Prof. Dr. Harun Yahya bahwa pada sarang – sarang madu itu ada pintu – pintunya untuk lebah – lebah yang tugasnya menjaga agar suhunya tetap 35°Celcius selama 10 bulan. Apabila cuaca didalam sarang itu dingin maka mereka mengibaskan sayapnya ke arah luar, agar udara yang ada disarang itu keluar sehingga suhu panasnya naik hingga 35°Celcius, namun sebaliknya apabila cuaca didalam sarang panas maka ia mengibaskan sayapnya menghadap ke arah dalam, agar udara masuk kedalam sarang dan suhu terjaga agar tetap 35°Celcius.

Demikian dahsyatnya lebah dengan perintah Rabbul Alamin Jalla Wa Alla dan ternyata juga pada lebah itu juga terdapat suatu zat yang sudah dijelaskan oleh Allah. “Yakhruju mim buthuuniha syarabun mukhtalifun alwaanuhu” cairan yang keluar dari lebah itu beraneka warna; QS. An-Nahl : 69. Bukan hanya madu tapi ada cairan lain yang dikenal dengan sebutan “propolis”. Propolis adalah salah satu antibiotik terkuat yang ada di muka bumi. Munculnya dari lebah bukan berupa madu tapi ia merupakan cairan antibiotik yang diproduksi oleh lebah untuk menjaga sarang –sarang tawonnya. Apabila datang bakteri – bakteri yang merusak maka lebah itu mengeluarkan cairan propolisnya dan membunuh bakteri. Dan ternyata propolis itu bisa diambil oleh manusia dijadikan antibiotik yang paling kuat dan tidak membawa efek samping bagi manusia. “Fiihi syifaullinnaas” pada cairan yang keluar darinya itu (lebah) membawa kesembuhan bagi manusia. Dan hal itu semua sudah diketahui oleh Sayyidina Muhammad Saw. Beliau sudah memahaminya, seraya berkata “shadaqallahu wa kadzaba badhnu akhiik” Allah Yang Maha Benar, jangan percaya pada penyakit saudaramu yang sakit perut makin sakit perutnya, beri madu lagi, beri minuman lagi dari lebah. Inilah karena beliau mengetahui betul kandungan – kandungan yang ada pada cairan – cairan yang keluar dari lebah, pada cairan yang keluar dari serangga, apa yang ada di sayap seekor lalat. Kesemuanya sudah diketahui dengan jelas oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Semakin kita ikuti sunnah semakin sempurna kehidupan kita, semakin dalam kesehatan wal afiah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah Nabi agung, idolaku dan idola kalian dan beruntunglah orang yang mencintai beliau saw. Sebagaimana sabda beliau saw “almar u ma’a man ahab” seseorang bersama dengan orang yang ia cintai, demikian riwayat Shahih Bukhari. Dan hadirin – hadirat, hadits ini memanggil semua jiwa untuk mau atau tidaknya mereka bersama Sayyidina Muhammad Saw, maukah kita bersama Rasulullah Saw? Hadits ini telah membuka gerbang luas agar kita bersama Muhammad Rasulullah Saw. Cintailah Nabi kita Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Manusia yang paling sempurna, manusia yang paling indah untuk dipanut, ialah Sayyidina Muhammad Saw. Berkata Abu Hurairah radiyallahu anh ketika sedang duduk memandang wajah Sang Nabi saw seraya berkata “ya Rasulullah, idza ra;aynaaka raqqat quluubinaa” ya Rasulullah jika kami memandang wajahmu terangkat jiwa kamikepada kekhusyu’an. Hadirin – hadirat, bisakah kau bayangkan memandang satu wajah yang membuatmu semakin khusyu’..?. Itulah wajah seindah – indah ciptaan Allah yaitu Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw bersabda, diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad “alaa unabbi’ukum bi khiyarikum? Humul ladzina idza ru-uu dzukirallah”maukah kalian kuberitahu orang – orang yang mulia diantara kalian? Orang yang jika kalian lihat wajahnya, membuat kalian ingat kepada Allah dan berdzikir kepada Allah. Merekalah para shalihin, kalau para shalihin saja demikian maka lebih – lebih pemimpin para shalihin yaitu Sayyidina Muhammad Saw. Hadirin, demikian keadaan para sahabat. Mereka (radiyallahu anhum) bukan ahlul ghaflah, mereka ahlul khusyu’ yang siang harinya penuh ibadah, malam hari penuh ibadah, siang dan malamnya penuh sujud, tasbih, dzikir dan munajat. Semua itu mereka dalam puncak kekhusyu’an, dan kekhusyu’an mereka ternyata lebih memuncak ketika memandang wajah Sayyidina Muhammad Saw.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, berkata Anas bin Malik “ma ra aina mandharan, a’jab min wajhinnabiy Saw” belum pernah kami melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah Sayyidina Muhammad Saw. Demikian berkata Sayyidina Anas bin Malik. Hadirin – hadirat, pemandangan yang menakjubkan berupa matahari, bulan, lautan, dan lainnya. Seraya berkata “tidak ada pemandangan yang lebih menakjubkan yang kami temukan melebihi dari wajah Sayyidina Muhammad Saw". Wajah yang paling berhak dicintai dari semua wajah, wajah yang paling ramah, wajah yang paling berkasih sayang dari semua makhluknya Allah, yang Allah katakan “wa innaka la’alaa khuluqin adhim, sungguh kau (Nabi Saw) berada pada akhlak yang agung” (QS. Al Qalam : 4). (juga Allah berfirman bahwa sang Nabi saw adalah) Sirajan Munira (pelita yang terang – benderang) Sayyidina Muhammad Saw.

Hingga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad, salah seorang sahabat ketika wafatnya Nabi saw seraya berdoa kepada Allah “Allahumma khudz bashari hatta..” wahai Allah butakan mataku, aku tidak mau melihat lagi setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Maka ia dibutakan oleh Allah. Ia dijenguk oleh para sahabat diantaranya Ibn Abbas dan Ibn Umar radiyallahu anhuma “kenapa kau ini buta?”, ia berkata “aku berdoa minta buta kepada Allah”, “kenapa?”,“aku tidak butuh melihat lagi setelah wajah Sayyiidina Muhammad Saw tidak ada lagi dimuka bumi”. Demikian hadirin – hadirat, seraya berkata “tidak berarti bagiku pemandangan dari kijang – kijang indah dan semua yang ada di alam ini dan kehidupan dunia ini tidak berarti kalau aku sudah tidak lagi melihat wajah Nabiku Muhammad Saw”.

Inilah cinta, inilah mahabbah, dan Rasul saw telah bersabda “aku merindukan saudara – saudaraku”. Siapa mereka? Sebagaimana riwayat Shahih Muslim “humul ladziin ya’isyuuna ba’di, yawaddu ahaduhum law ra’ani bi ahlihi wamaalihi” mereka yang hidup setelah aku wafat sangat ingin melihat wajahku dari segala – galanya.

Hadirin, semoga aku dan kalian berada didalam kelompok yang dirindukan Rasulullah Saw yang airmata beliau menangis, mendengar dari Allah, gema dari matnya yang rindu setelah ia wafat dan sangat ingin melihat wajah beliau. Semoga namaku disampaikan kehadirat Sang Nabi saw dan juga nama - nama kalian, nama orang yang merindukan jumpa Sang Nabi Saw dan dirindukan oleh Sang Nabi saw. Mereka yang kurindukan itu, kata Rasul saw. Mereka yang hidup setelah aku wafat namun mereka sangat ingin melihat wajahku lebih dari harta dan keluarganya. Rabbiy Rabbiy jadikan kami orang – orang yang dirindukan oleh Rasulullah Saw.

Ya Rahman Ya Rahim, muliakan kami demi Keagungan Anugerah-Mu siang dan malam yang tiada pernah terputus dalam kehidupan kami, dalam terbit dan terbenamnya matahari. Pastikan kami selalu dalam keridhoan-Mu, pastikan kami selalu dalam Cahaya Pengampunan-Mu, pastikan kami selalu dalam Cahaya Kebahagiaan-Mu, singkirkan dari kami segala musibah, singkirkan dari kami segala kesulitan, gantikan dengan kemudahan. Wahai Yang Maha Memudahkan segala yang sulit, mudahkan untuk kami segala yang sulit dan mudahkan bagi kami yang telah mudah dan tambahkan untuk kami.

Rabbiy, jangan Kau siksa kami jika kami berbuat salah dan dosa, maafkan segala dosa – dosa kami, jangan bebani kami dengan beban yang kami tidak mampu mengangkatnya. Wahai Allah, dan kasih sayangilah kami, dan maafkanlah kami, ampunilah kami, kami titipkan seluruh dosa kami pada gerbang pengampunan-Mu. Kami titipkan usia kami pada gerbang Pengampunan-Mu, kami titipkan sisa usia kami pada gerbang Pengampunan-Mu, kami titipkan akhir hidup kami pada gerbang kerinduan pada-Mu, pastikan kami wafat kelak dalam puncak kerinduan kehadirat-Mu. “Man ahabba liqa’i ahbabtu liqa’ahu” barangsiapa yang rindu jumpa dengan-Ku, Aku pun rindu jumpa dengannya. Pastikan kami melewati hari – hari kami semakin rindu pada-Mu, semakin jauh dari dosa – dosa, semakin dekat kepada pahala, limpahkan kami kemakmuran dunia akhirat.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Ya Dzaljalali wal ikram, Ya Dzaththauli wal in’am. Tidak lupa kita mendoakan saudara – saudara kita yang terjebak dalam narkotika, yang terjebak dalam perzinahan, perjudian dan segala kerusakan aqidah agar Allah Swt melimpahkan kepada mereka hidayah. Ya Rahman Ya Rahim, kita lanjutkan dengan doa bersama untuk mendoakan seluruh muslimin – muslimat dan munculnya pemimpin yang membawa kedamaian, memrangi kedhaliman, menindas kelemahan, membela shalihin. Amin Allahumma amin. Tafadhol masykura.

Hadirin –hadrirat yang dimuliakan Allah,
Muncul pertanyaan kepada saya tentang hukumnya mengikuti tarekat. Ini banyak sekali ditanyakan. Tentunya tarekat itu mengambil dari kaliamat thariqah yaitu metode untuk mencapai kekhusyu’an dan kedekatan kepada Allah Swt. Jadi tarekat itu ada yang bathil dan ada yang haq. Ada yang berjalan dengan kebenaran, ada yang berjalan dengan kesesatan maka pandai – pandailah memilih. Mengenai yang dijalankan di sebagian besar Indonesia ini adalah Thariqah Alawiyyah yaitu thariqah yang para habaib dan para ulama kita. Thariqah Alawiyyah dinamakan induk dari semua thariqah. Karena thariqah ini memadukan haqiqah dan syari’ah. Hakekat dan syari’at dipadu dalam thariqah alawiyyah. Hingga yang diajarkan didalam thariqah alawiyyah adalah sesuai dengan sunnah Sang Nabi saw. Apa diantaranya ajaran – ajaran thariqah alawiyyah? Diantaranya Ratib Al Aththas, Ratib Al Haddad, kesemuanya dari hadits – hadits Rasulullah Saw. Thariqah Alawiyyah tidak ada hal yang keluar dari sunnah Sang Nabi saw, oleh sebab itu disebut thariqah induk dari semua thariqah karena menyatukan syari’ah dan haqiqah. Hakekat dan syari’ah dipadu menjadi satu dalam tuntunan thariqah alawiyyah.

Berbeda dengan sebagian thariqah yang hanya mengambil ma’rifah dan haqiqah saja tanpa memperdulikan syari’atnya. Tentunya hal itu baik, akan tetapi kalau ia meninggalkan syari’ah secara keseluruhan tentunya bertentangan dengan tuntunan Sang Nabi saw. Karena Sang Nabi saw dibangkitkan untuk mengajarkan syari’at dan hakekat. Kesemuanya diajarkan. Syari’at adalah hukum – hukum dalam kehidupan kita, hal – hal yang bersifat jasadiyyah seperti hukum ibadah, hukum tijarah, hukum dagang, hukum nikah. Kalau haqiqah, ma’rifah adalah ilmu yang mendekatkan kita dengan lebih khusyu’ kepada Allah Swt. Sekali lagi pemahaman tentang Allah itu dipadu dalam thariqah alawiyyah. Oleh sebab itu para habaib kita berjalan dengan thariqah alawiyyah, seperti banyak sekali Guru Mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh juga Guru Mulia kita Al Habib Zein bin Ibrahim bin Smeith, Madinah, Guru Mulia kita Al Habib Salim bin Abdullah Syatiri, Tarim, Guru Mulia Kita Syekh Muhammad bin Alwi Al Maliki, dan juga para Kyai kita KH. Abdullah Syafi’ie, Muallim KH. Syafi’i Hadzami, KH. Nawawi Al Banteni alaihim rahmatullah ajmain, mereka didalam thariqah alawiyyah. Demikian para ulama dan habaib terdahulu. Luarbatang, kwitang, empang bogor dan lain sebagainya. Kesemuanya didalam thariqah alawiyyah. Mengikuti thariqah yang lainnya boleh – boleh saja, kalau tidak bertentangan dengan syari’ah Nabi Muhammad Saw, kalau bertentangan jangan diikuti. Demikian hadirin –hadirat yang dimuliakan Allah, jawaban dari saya dan kita lanjutkan dengan doa penutup dengan kalimat talqin dari Guru kita fadhilatul Sayyid Adda’iillaAllah Al Habib Hud bin Muhammad Bagir Al Aththas. Tafadhol masykura

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

sumber :

majelisrasulullah.org
READ MORE -

Rahasia Kedua Sayap Seekor Lalat


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالْأُخْرَى شِفَاءً

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Jika jatuh seekor lalat pada minuman kalian maka benamkanlah, lalu keluarkan, sungguh disalah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sebelah sayap lainnya kesembuhan” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Maha Raja langit dan bumi, Penguasa Tunggal dan Abadi sebelum alam semesta ada, hingga alam semesta dihamparkan dan dibimbing dengan bimbingan dan tuntunan pemeliharaan yang multi sempurna, sehingga alam ini berakhir. Dialah (Allah) Penguasa Tunggal tanpa ada awalnya dan tanpa ada akhirnya. Berbeda dengan seluruh makhluk yang pasti ada awal dan akhirnya. Namun Allah Sang Pencipta awal dan akhir maka Allah tidak terikat dengan kalimat awal dan akhir.

Dialah Abadi Swt Maha Tunggal, “laysa kamitslihi syai’un” tiada menyerupai-Nya dengan segala sesuatu. QS. Assyura : 11. Dan bersatu segala kesempurnaan kepada Nama-Nya Yang Maha Tunggal, Allah Swt sepanjang waktu dan zaman. Semakin manusia mempelajari apa – apa yang ada di alam maka ia akan semakin memahami rahasia Keagungan Illahi. Semakin ia memperdalam sunnah Sang Nabi saw pembawa rahmat maka ia akan semakin memahami betapa indahnya Allah Jalla Wa Alla dan ajarannya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dalam perkumpulan luhur ini, berkumpul sedemikian hamba yang kesemua jiwa mereka dilihat dan dipandang oleh Rabbul Alamin, Maha Melihat setiap perasaan yang terdalam, Maha Melihat semua yang telah kita lakukan, Maha Tahu apa yang akan terjadi esok dan Maha Mampu membolak – balikkan keadaan kita di masa mendatang. Dialah Tunggal, Allah Allah Jalla Wa Alla Yang Maha Abadi, Allah yang selalu dimuliakan dan selalu agung di alam semesta, mengatur kerajaan alam semesta ini dengan kesempurnaan.

Sampailah kita kepada hadits Sang Nabi, Sayyidina Muhammad Saw. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, satu hadits yang tampaknya remeh saja, akan tetapi justru membuka rahasia kemuliaan dan kesempurnaan serta kemutakhiran ajaran Sayyidina Muhammad Saw. Beliau bersabda “idza waqa’adzdzubabu fi syarabi ahadikum falyaghmishu tsumma liyanzi’hu fainna fi ihda janahaiyhi da’an wal ukhra syifa’an” jika jatuh seekor lalat pada minuman kalian maka benamkanlah, karena di salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang satunya terdapat penyembuhnya.

Tentunya kita bukan harus selalu berbuat demikian. Yang kita bahas disini, bahwa hal ini bukanlah seekor lalat jatuh di gelas dan harus dibenamkan, karena hubungan lebih jauh dari hadits ini bukan perintah, tetapi merupakan suatu hal yang bisa menetralisir air itu dari racun lalat. Hal ini dibuktikan oleh para ilmuwan kita, Sebagaimana mereka mempelajari daripada serangga – serangga yang ada dibumi. Mereka menemukan dahsyatnya dan kehebatan serangga – serangga yang menakjubkan bahwa lalat itu mengepakkan sayapnya sebanyak 200 hingga 400X setiap detiknya. Dan setiap detik ia menggerakkan sayapnya 200 hingga 400X gerakan. Dan juga pada satu hewan yang disebut “Ganjur” bahkan sampai mengepakkan sayapnya 1000X setiap detiknya. Para ilmuwan mempelajari 4 jenis serangga, mereka mendalaminya dan dikatakan kami baru mempelajari 4 macam serangga dan masih tersisa lebih dari 10 juta macam serangga di muka bumi. Dan tentunya juga, demikian banyak mereka melakukan penemuan – penemuan dan keajaiban pada serangga sehingga mereka mengatakan bahwa didalam setiap sayap seekor lalat itu ada daripada fungsi – fungsi elevator dan fungsi – fungsi depressor, yaitu fungsi mengangkat dan menurunkan sayapnya. Dan itu bergerak 200 hingga 400X setiap detiknya dan gerakan lalat itu yang demikian sangat menakjubkannya itu selalu bergerak dalam bermenit – menit atau berjam – jam. Gerakan otot yang sedemikian cepatnya menggerakkan sayap seekor lalat yang sangat kecil.

Yang mana Allah Swt berfirman “ya ayyuhannaas..” wahai para manusia diberikan kepada kalian satu contoh maka dengarkanlah contoh yang Ku-berikan ini, mereka – mereka yang mengakui Tuhan selain Allah Swt itu tidak akan pernah mereka mampu menciptakan seekor lalat walau dari ketiadaan, walau berkumpul seluruh mereka yang disembah selain Allah” (QS Al Hajj 73).

Semua yang disembah selain Allah berkumpul jadi satu untuk menciptakan seekor lalat, mereka tidak akan mampu, mereka tidak akan mampu untuk menciptakan seekor lalat walaupun berkumpul secara keseluruhan.

Seekor lalat yang kecil, yang dijelaskan oleh para ilmuwan dari Australia bahwa seekor lalat itu terbukti pada sebelah sayapnya ditemukan 1 gen refilin yaitu gen yang mempunyai 2 fungsi yakni fungsi pada industri dan fungsi pada kesehatan. Fungsi pada industri bahwa gen refilin ini lebih dahsyat dan lebih kuat dari semua jenis karet yang ada yang telah dibuat oleh banyak orang di muka bumi ini. Jenis karetnya diambil dari pohon karet atau lainnya, gen refilin yang ada di sayap lalat itu lebih kuat dan lebih hebat jika dipakai sebagai karet karena ia mempunyai daya dorong dan daya tekan yang sangat kuat serta daya pental yang demikian dahsyat dan itu ada pada sayap seekor lalat dan serangga lain hingga ia dapat bergetar hingga 1000X dalam setiap detiknya seperti hewan ganjur dan juga beberapa hewan serangga lainnya.

Dan dalam fungsi kesehatannya bahwa gen refilin itu adalah satu gen yang bisa mengobati penyakit – penyakit yang ada pada syaraf – syaraf arteri, pada syaraf – syaraf meina. Syaraf arteri yang banyak terjadi penyumbatan, gen – gen refilin yang ada di sayap seekor lalat itulah yang dapat mengobatinya. Demikian indahnya dan demikian sempurnanya dan demikian jeniusnya Sayyidina Muhammad Saw.

Jika jatuh lalat pada minuman kalian, tenggelamkan ia. Maksudnya gen – gen refilin yang ada di sayapnya itu supaya bertebaran di air pula hingga menjadikan airnya itu tersucikan daripada bakteri – bakteri yang ada pada sayap lainnya.

Siapa yang memberitahu Sang Nabi saw ada gen – gen refilin yang bisa menyembuhkan syaraf arteri dan gen – gen itu tidak terlihat oleh mata..?. Manusia melihatnya dengan mikroskop dan selama puluhan tahun mereka menelitinya tapi Sang Nabi saw tahu di sayap lalat itu ada gen penyembuh, ada gen penyakit sampai butiran gen dan sel yang ada disayap lalat diketahui oleh Sayyidina Muhammad Saw.

Semakin seseorang mendalami sunnah maka semakin sempurna dan modern hidupnya. Hadirin – hadirat, demikian indahnya Nabi kita Muhammad Saw yang tuntunannya tampak sangat remeh apabila belum didalami. Tentunya orang yang belum mengerti akan tertawa, bagaimana lalat dibenamkan di dalam air, sudah jatuh di air suruh dibenamkan? Namun Sang Nabi saw tahu “..fainna fi ihda jana haihi da’an wal ukhra syifa’an” karena disayapnya itu ada yang membawa penyakit dan di sayap lainnya adalah ada yg menjadi obat. Ternyata terbukti oleh para ilmuwan kita, kedalaman dan ketajaman dari pemahaman Muhammad Rasulullah Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian sempurnanya Allah Swt menciptakan sunnah Sang Nabi saw sehingga sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “jika diantara kalian tidur maka padamkanlah lampu”. Singkat saja, kalau kita berfikir memadamkan lampu maksudnya menghemat minyak, mungkin saat itu. Tapi ternyata tidak sesingkat itu, ternyata tubuh manusia itu mengeluarkan energi saat ia tidur dan energi itu keluar dari tubuh untuk membenahi sel – sel tubuh yang rusak dan energi – energi yang keluar itu terganggu kalau ada cahaya. Ternyata hal itu telah dipahami oleh Muhammad Rasulullah Saw. Kalau kalian tidur, padamkan lampu. Disaat itu 14 abad yang lalu belum mengerti mereka tentang energi tubuh dan lainnya. Nabi saw tahu tapi di zaman itu manusia belum sampai kepada kedalaman pengetahuan ini. Sang Nabi saw mengajarkannya, ikuti sunnahnya. Datang waktunya dan terbukti ternyata Rasul saw tahu bahwa energi yang keluar dari tubuh itu saat seseorang tidur terganggu jika ada cahaya. Jelas sudah perintahnya, maka apabila kalian tidur padamkanlah lampu agar tidak terganggu energi yang membenahi tubuhmu. Demikian sempurnanya Muhammad Rasullah Saw. Dan Rasul saw bersabda “tiadalah satu diantara kalian (maksudnya kalian semua) ini akan berhadapan dengan Tuhan Penciptanya dan ia akan berdiri sendiri tanpa ada yang menemaninya” (saat ia berdiri menghadap kehadirat Rabb) (Shahih Bukhari).

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kalau kita bicara ada lebih dari 10 juta macam serangga yang ada di muka bumi ini. Setiap serangga mempunyai pengaturan yang berbeda. Setiap serangga diatur kecepatan sayapnya mencapai 200 hingga 400X setiap detiknya bahkan ada yang mencapai 1000X setiap detiknya. Sedangkan jenisnya ada 10 juta macam, siapa yang mengaturnya? Apakah serangga itu mampu mengatur gerakannya sendiri? atau fungsi – fungsi lain dari ototnya atau urat syarafnya? Mereka hanya hidup tanpa mengerti kenapa mereka hidup. Demikian serangga, lebah atau tawon dengan membawa manfaatnya, serangga lalat, serangga nyamuk, masing – masing merupakan lambang kemegahan Illahi. Dan kesemuanya merupakan panggilan Allah. Kenalilah ini semua, Sang Pencipta, Dialah Allah. Kembalilah kepada-Nya bukan kepada kedalaman ilmu lalat atau kedalaman ilmu serangga tapi dalami penciptanya yaitu Rabbul Alamin..Allahu Allahu Allahu

Dan kita akan berdiri di hadapan Allah, betapa keadaan yang sangat menentukan. Ketika kita merenung dan kita akan berdiri dipanggil dengan nama kita dan kita dapatkan sebagaimana dijelaskan fulan bin fulan agar maju ke hadapan Allah. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika salah seorang maju ke hadapan Allah, ia adalah orang yang banyak merindukan Allah di muka bumi. Maka ketika ia dihadapkan kepada Allah Swt, Allah Swt menutupi dosa – dosanya, tidak dilihat oleh orang lain di padang mahsyar dan yang terlihat adalah pahalanya. Kenapa? “barangsiapa yang menutupi aib orang lain (muslim) di dunia, di akhirat aibnya tidak terlihat”. (Shahih Bukhari) Dia punya dosa banyak namun ditutupi oleh Allah, tidak diberitahukan kepada yang lain. Sebagaimana amal baik di dalam sidang akbar dipadang mahsyar dipertanggung jawabkan. Tanggal sekian, hari anu, bulan anu, kau berbuat ini, siapa saksinya? saksinya tanganmu, kakimu. “tangannya, kakinya, dan seluruh tubuhnya bersaksi”. Bumi bersaksi dan para malaikat bersaksi bahwa ia melakukan itu dan disaat itu seluruh keturunannya melihat, seluruh temannya melihat, seluruh keluarganya dan seluruh penduduk bumi melihatnya. Tapi ketika orang yang selalu menutupi aib orang muslim di dunia, Allah tutupi dosa – dosanya. Demikian pula seseorang yang menghadap Allah, orang yang mencintai Allah dan tentunya masih memiliki dosa maka Allah Swt berkata “kau berbuat ini dan itu, berbuat dosa dihari anu, di tanggal anu, di tempat anu,..?”, “betul wahai Allah”, “dan lihat ini?”, terus Allah menghujani pertanyaan. Dan ia berkata “betul wahai Allah, betul wahai Allah”. lalu Allah Swt berfirman “di dunia Aku lindungi, orang tidak tahu dosanya. Sekarang diakhirat Aku ampuni”. (Shahih Bukhari) Demikian indahnya Allah bagi orang – orang yang mau mendekat kepada Allah Jalla Wa Alla.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika seseorang yang selalu mengamalkan Surah Al Ikhlas. Ia selalu mengulang – ulang surah Al Ikhlas. Riwayat ini terdapat 2 riwayat, 3 riwayat didalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. 3 riwayat yang berbeda tetapi satu makna. Riwayat yang pertama adalah riwayat orang yang setelah membaca Surah Al Fatihah pasti membaca Surah Al Ikhlas kemudian surah lainnya. (Al Fatihah – Al Ikhlas – surah lainnya). Riwayat ini sudah sering kita bahas.

Riwayat yang kedua dari Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa seseorang melakukan seperti itu juga saat ia berada di dalam peperangan dan saat ia dikabarkan pada Nabi saw, Nabi saw berkata “tanyakan kepadanya kenapa ia berbuat demikian?”, ia berkata “aku hanya senang karena disitu tersimpan sifat Allah yang aku cintai”, aku senang membaca kalimat “Allahu ahad” (Allah Yang Maha Tunggal) di hatiku, tidak aku sujud kepada lainnya, sebanyak apapun dosaku aku tidak akan bersujud dan menyembah selain Allah..hanya Allah, aku senang menyebut Nama-Nya,.”. Maka sampai kabar kepada Sang Nabi saw, Nabi saw berkata “katakan kepadanya bahwa Allah mencintainya”. Kenapa? karena ia senang menyebut Nama Allah, senang menyebut sifat Allah, maka Allah pun senang kepadanya. Hadirin, cinta kepada Allah adalah yang pasti terjawab dari semua cinta. Kita mencintai siapapun, yang paling pasti terjawab adalah dari cintanya Allah. Kita mencintai seseorang belum tentu dia mencintai kita, kita mencintai orang 100% belum tentu dia 100%. Tapi kalau seseorang mencintai Allah 100%, Allah mencintainya 200%.

“Wa idza taqarraba ilayya abdi syibran taqarabbtu ilaihi dzira’an, waidza taqarabba ilayya abdi dzira’an taqarabbtu ilaihi ba’a,” ketika hamba-Ku mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta, hamba-Ku mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa” (Shahih Bukhari). Ini adalah kiasan bahwa cintanya Allah akan muncul lebih besar dari cinta kita kepada Allah. Sebesar apapun cintamu dan rindumu kepada Allah, lebih besar lagi rindu dan cintanya Allah kepada kita. Maka siapa diantara kita yang ingin menolak lamaran cintanya Allah dan kerinduan Allah kepada kita?. Jawablah kerinduan Allah Swt dan cintanya Allah kepada kita dengan mencintai dan merindukan Allah.

Aku seorang pendosa siang dan malam, tidak pantas rindu kepada Allah.. . Justru, cinta dan rindu Allah jika muncul pada para pendosa ketika mereka ingin dekat kepada Allah dan menyesal. Allah Swt mengangkat derajatnya dari serendah – rendah derajat kepada semulia – mulia derajat. “Innallahu yuhibbu tawwabin wa yuhibbu muthathahirin, Innahu kaana tawwaaba” sungguh Allah itu Maha Menerima Taubat. Sebesar – besar apapun dosa seseorang pasti diterima taubatnya oleh Rabbul Alamin.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw mendengar kabar bahwa para sahabat berkata Sa’ad radiyallahu anhum itu berkata “kalau ada yang berani mendekat kepada istriku dan bersama istriku akan ku tebas dengan pedang ini”. Sahabat mengadukan kepada Rasul saw maksudnya adalah “ya Rasulullah Sa’ad ini mau main hakim sendiri”, kira – kira begitu. Sang Nabi saw mengalihkan pembicaraan kepada hal yang sangat lembut. Seraya bersabda “kalian heran memangnya dengan cemburunya Sa’ad?, aku lebih cemburu kepada kalian daripada Sa’ad kepada istrinya”. Cintanya Sa’ad kepada istrinya jauh tidak berarti dibanding cintaku kepada kalian dan aku lebih cemburu lagi kepada kalian, kata Rasul saw. Maksudnya apa? Aku lebih cinta lagi kalau Sa’ad melihat ada lelaki lain bersama istrinya dipukul dengan pedang maka Rasul saw tidak akan membiarkan kita. Masih ada dari umatnya didalam api neraka, sebesar – besar apapun dosanya, Rasul saw akan perjuangkan, perjuangkan dan perjuangkan sampai tidak tersisa satupun dari umat beliau kecuali terbebas dari api neraka. Inilah sebesar – besarnya cinta dan cenburu kepada kita, Sayyidina Muhammad Saw.

“Laqad jaa akum rasulun min anfusikum a’ziizun a’laihi maa a’nittum hariishun a’laikum bil mu’miniina raufurrahiim” datang kepada kalian seorang Rasul yang sangat berat memikirkan musibah yang menimpa kalian, sangat menjaga kalian dan beliau itu berlemah lembut kepada orang yang beriman. QS. At Taubah : 128.

Sebagaimana riwayat Shahih Muslim, ketika Nabiyullah Ibrahim as berlepas diri dari umatnya yang mendustakan Allah. Nabiyyullah Isa as berlepas diri dari umatnya yang mendustakan Allah dan berbuat dosa, airmata Sang Nabi saw mengalir. Turunlah Jibril alaihis salam ketika Sang Nabi saw menangis dan berkata “ummatiy..ummatiy..”. Bahkan dalam riwayat yang disyarhkan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Nawawi ala Shahih Muslim, Rasul saw membaca “ummatiy..ummatiy”. bahwa Rasul saw tidak ingin dilepaskan daripada umatnya. Terangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Allah “ummatiy..ummatiy..”, Jibril as turun “apa yang membuatmu menangis ya Rasulullah?”, Rasul berkata “para Nabi bebas tugas dan melepaskan umatnya yang berbuat dosa dan jiwaku tidak tega melepaskan umatku yang berbuat dosa, wahai Jibril”. Maka Jibril kembali kepada Allah “Ya Rabb, Muhammad Saw tidak tega dan tidak bisa melepaskan umatnya yang berdosa, begitu terus, ia masih mau membela umatnya yang berdosa”. Maka Allah Swt memerintahkan Jibril kepada Sang Nabi saw “sungguh katakan kepada Muhammad, Aku tidak akan mengecewakannya dan tidak akan membuatnya sedih”. Sehingga tiadalah Sang Nabi saw mempunyai umat yang wafat dalam keadaan Islam selama apapun ia disiksa kubur dan api neraka karena dosanya tetap ia akan sampai ke surga dengan syafa’at Nabi Muhammad Saw.

Kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah Swt menyampaikan kerinduan kita kepada Nabi Muhammad Saw dan kepada Allah. Karena setelah Nabi saw mengucapkan “aku lebih cemburu daripada Sa’ad kepada kalian” lantas Rasul saw melanjutkan haditsnya “sungguh Allah lebih cemburu dari aku”. Allah lebih mencintai kita. Oleh sebab itu Allah menciptakan Nabi Muhammad Saw sebagai tanda cintanya kepada kita.

Ya Rahman Ya Rahim jadikan jiwa kami selalu menjawab seruan – seruan kerinduanmu, kami telah mendengar firman-Mu wahai Allah “Man ahabba liqaa’iy ahbabtu liqa’ah, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah rindu berjumpa dengannya”, demikian riwayat Shahih Bukhari.

Rabbiy, bangkitkan sifat rindu dalam seluruh jiwa kami muslimin – muslimat, jadikan nafas – nafas kami terhiasi dengan kerinduan kepada-Mu, dan jadikan kerinduan itu meruntuhkan seluruh dosa, tersingkirnya segala musibah dan bala, tersingkirnya segala kesulitan dan permasalahan kami. Ya Rahman Ya Rahim pastikan seluruh wajah kami akan terang benderang dengan cahaya keindahan-Mu di yaumal qiyamah, wajah – wajah yang terang – benderang bercahaya di hari kiamat, asyik memandang Allah Jalla Wa Alla. Mereka sedang memandang keindahan Allah, pancaran cahaya keindahan Allah, terangi wajah mereka dan ada wajah – wajah yang kosong dan gelap, mereka memahami mereka akan dikembalikan kepada kehinaan. Rabbiy pastikan wajah kami terang – benderang bersama cahaya-Mu, pastikan kami silaturahmi kepada Sayyidina Muhammad Saw, pastikan kami berjumpa dengan Sang Nabi saw di istana Rasulullah saw, istana yang paling megah di surga, istana Sayyidina Muhammad Saw, istana yang paling tinggi di surga istana Sayyidina Muhammad Saw. Pastikan kami selalu hadir di majelis mulia, majelis taklim, majelis maulid, di majelis shalwat. Pastikan pula kami berkumpul dengan Rasulullah saw.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram, kami menyalakan api cinta di dalam jiwa kami yang semoga dengan itu Kau jaga kami dari segala bala dan musibah, tumpah ruahkan bagi kami Rahmat dan Keluasan, kemakmuran dunia dan akhirat, kebahagiaan duania dan akhirat, kemudahan dunia dan akhirat, keindahan dunia dan akhirat, sejahtera dunia dan akhirat. Wahai yang memiliki dunia dan akhirat, wahai yang menciptakan dunia dan akhirat, wahai yang menciptakan dunia dan mengakhirinya dengan akhirat, wahai yang setiap nama ada di keturunan Adam melewati dunia dan akhirat, pastikan kami selamat di dunia dan di akhirat.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Acara kita teruskan dengan doa bersama mendoakan muslimin – muslimat, sebagaimana hadits riwayat Shahih Muslim rasul saw bersabda “barangsiapa mendoakan saudara muslimnya, malaikat berkata “amin walaka mitsluh” amin dan untukmu apa yang kau doakan untuk saudaramu”. Kita mendoakan keselamatan bagi seluruh muslimin, muslimin yang sudah wafat, muslimin yang mendapatkan kesulitan di alam kubur, semoga diberi kebebasan oleh Allah Swt. Yang sudah di dalam kenikmatan semoga ditambah kenikmatannya, dan yang masih hidup di muka bumi semoga Allah angkat permasalahan dan kesedihan dan segala musibah, diberi pertolongan oleh Allah Swt. Dan demikian hadirin, kita berdoa untuk seluruh muslimin. Maka berapa jumlah muslimin itu, setiap pahalanya kembali kepada kita. Maka semoga Allah mengabulkan doa kita dan didalam doa ini terkandung doa meminta penguasa yang membawa kebijaksanaan dan kemakmuran bagi kita. Doa yang membawa atau minta kepada Allah, pemimpin yang menindas kedhaliman dan menolong kelemahan, pemimpin yang mencintai shalihin dan menegakkan kemuliaan dan keadailan di negeri muslimin terbesar di negeri ini.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sumber : http://majelisrasulullah.org

READ MORE -

Islam Itu Agama Yang Mudah


قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
ِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ (صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan kalah, maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan ketahuilah kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi hari, sore hari dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Jalla Wa Alla, Maha Suci Allah Swt yang dengan Kesucian Nya mensucikan jiwa hamba – hamba Nya dari segala keinginan yang hina, yang semakin mulia dan luhur mereka yang mengingat dan mengagungkan Allah, (dan) Tiadalah jiwa yang lebih indah dan bercahaya melebihi jiwa yang mengagungkan Allah… Maha Mensucikan jiwa hamba Nya dari kehendak yang hina, Maha Menjatuhkan keinginan buruk dari sanubari hamba – hamba Nya. Semakin dekat dan rindu seorang hamba kepada Allah, semakin berjatuhan keinginannya untuk berbuat yang munkar.

Demikianlah Cahaya Keagungan Illahi.

Bila telah terbit di dalam sanubari semakin terang benderang hingga sirnalah kegelapan didalam jiwa dan sanubari hamba Nya berganti dengan keinginan luhur, berganti dengan keinginan mulia dan berbuat kebaikan sepanjang sisa waktu dari usianya yang dipinjamkan Allah.
Wahai hamba – hamba Allah yang kita ini adalah milik Allah, yang usia kita dipinjami oleh Allah agar semakin dekat Kehadirat Nya, wahai yang bernafas dan hidup dengan Kehendak Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Nabiyyuna Muhamamd Saw ketika seseorang wanita yang hamil, Allah memerintahkan Malaikat didalam rahimnya yang selalu menyampaikan Kehadirat Allah. Jika sudah masuk janin ke dalam rahimnya maka Malaikat berkata “Ya Rabb nuthfah” (Wahai Allah janin telah masuk ke dalam rahim). Lantas apabila ia telah menjadi gumpalan darah dengan Kehendak dan Pengaturan Allah. Malaikat mengatakan “Ya Rabb…” (Wahai Allah dan Malaikat terus mengabarkan akan keadaan sang bayi). Wahai Allah telah menjadi gumpalan daging bayi ini, Wahai Allah telah mulai terbentuk bayi ini dan ketika ia hampir berbentuk, kelaminnya ditanyakan oleh Malaikat “Ya Rabb adzakar am untsa” (Wahai Allah apa yang Kau inginkan dari bayi ini, lelaki atau wanita). Maka dengan Kehendak Allah Swt memilihkan kelaminnya dan setelah itu muncullah bayi dan ditiupkan padanya ruh. Berdetaklah jantungnya dan berfungsilah seluruh aliran darahnya, berfungsilah seluruh tubuhnya dan menanti ijin untuk lahir ke muka bumi yang milik Allah, menanti ijin bernafas didunia yang milik Allah, ia pun lahir ke muka bumi dan menyerukan suara dan setelah itu ia hidup dengan Kehendak Illahi. Dialah (Allah) Yang Maha Memiliki setiap kelahiran, Yang Maha Memiliki setiap kehidupan, Yang Maha Menjatuhkan seluruh kekuasaan dengan kematian.

Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba – hamba Nya yang selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah satu – satunya hal yang menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api neraka. Mereka selamat karena memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada pernah bosan Mengampuni, Yang Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua yang dermawan, Yang Maha Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah (Allah Swt) Jalla Wa Allah.

Hadirin – hadirat, Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan hal yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang meninggal 3 orang anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang dari api neraka (hijaban lahu minannaar)”. Berarti kalau seseorang punya anak 3 yang meninggal maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api neraka. Betapa pedihnya dan sulitnya dan pahitnya kehilangan seorang anak, bagaimana dengan 3 orang anak? Seakan – akan sirna seluruh kenikmatan yang dia lewati sebelumnya. 3 orang anak yang wafat dari anak – anaknya (misalnya) namun hal itu diganti dengan hijaban lahu minannaar. Kesedihan itu kecil kalau dibandingkan anugerah bebas dari api neraka. Ketika ia melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan memuji Allah, Maha Suci Engkau Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan aku terjaga dari api yang mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang sudah melihat api neraka, seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela dikorbankan demi selamat dari api itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan sepanjang ia lahir hingga ia wafat, ia akan lewati kesedihan itu dan ia anggap gembira jika ia lihat api neraka itu.

Hadirin – hadirat, lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?” (bagaimana kalau yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal itsnain” (juga kalau hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari api neraka. Kesedihannya dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka selama – lamanya. Inilah anugerah yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa Allah selalu membayar kesedihan kita dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada kesedihan itu sendiri. Kalau seandainya seseorang itu melihat 2 anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat ia akan masuk api neraka maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus menginjak api neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak ingin anak kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan) dan kelembutan dari takdir – takdir Ilahi Swt.

Hadirin – hadirat, inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah). “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan dirinya untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan oleh keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang dimaksud “innaddiina yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah sudah Maha Mengetahui mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah jadikan agama ini mudah bagi kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah hawa nafsu kita yang berbicara tetapi pada hakekatnya semua umat ini mampu melakukan apa – apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.

“Wala yusyaddaddina ahadun illa ghalabahu”, tiadalah seseorang memaksakan dirinya. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar menjelaskan hal – hal yang sunnah kalau hal – hal yang fardhu (wajib) memang fadhu (wajib) tapi kalau hal – hal yang sunnah jangan paksakan diri kita. Al Imam Ibn Hajar memberi contoh: orang yang memaksakan dirinya untuk melakukan shalat tahajjud yang panjang, boleh saja ia lakukan shalat tahajjud yang panjang tapi kalau ia paksakan secara berlebihan yang akhirnya setelah tahajjud ketiduran dan shalat subuhnya terlewat. Shalat subuhnya adalah hal yang fardhu (wajib), ia paksakan untuk tahajjud yang lama akhirnya shalat subuhnya terlambat. Tentunya hal ini yang dimaksud dalam hadits “wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu”, orang yang memaksakan dirinya dalam ketaatan yang lebih dari kemampuannya, ia akan kalah sendiri dengan keinginannya.

“Fasaddidu..”, Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari mengatakan “tawassuth lil a’mal” (jangan berlebihan dan jangan pula meremehkan, ditengah – tengah saja). Berbuat yang semampu kita dan itu dipertahankan karena “ahabbudin illaihi saw adhdhuwa mahum” demikian riwayat Shahih Bukhari, bahwa yang paling disenangi oleh Sang Nabi Saw dalam amal kita adalah yang berkelanjutan (berkesinambungan). Jadi jika hal itu pun ringan kalau berkesinambungan itu yang lebih disenangi oleh Rasul saw.

Kalau shalat tahajjud rasanya saya sulit bangunnya, ya kalau begitu lakukan shalat witir habis ba’diyah isya. Sudah shalat isya ada shalat sunnah ba’diyah setelah itu shalat witir 3 rakaat, itu sudah termasuk qiyamullail. Kau bangun shalat tahajjud lagi tidak apa – apa tapi jangan shalat witir 2X, karena yang makruh adalah yang witir 2X. kalau malam bangun lagi 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat shalat tahajjud, silahkan!!. Bangun tidak bangun sudah melakukan qiyamullail. Kalau bangun shalat tahajjud syukur kalau tidak bangun toh sudah melakukan qiyamullail. Ini yang disebut “tawassuth lil a’mal”. (misalnya) Saya ingin kemuliaan qiyamullail maka lakukan yang mudah, setelah ba’diyah isya lakukan shalat witir 3 rakaat itu sudah melakukan qiyamullail. Tapi saya mau bangun untuk tahajjud, ya kalau bangun tahajjud lakukan dan kalau tidak bangun qiyamullail sudah kita lakukan dengan shalat witir sudah dapat pahalanya. Sudah bisa melakukan qiyamullail setiap malam dengan shalat witir. Demikian hadirin – hadirat diantara kemudahan – kemudahan yang ditunjukkan dan bila kita dawamkan itu afdhal.

Oleh sebab itu Rasul Saw bersabda tadi “fasaddidu wa qaribu”, apa makna “qaribu” disini, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan “kalau tidak mampu kau perbuat hal yang sedemikian sempurna yang kau ketahui, perbuat amal yang dekat dengan itu, yang dekat kepadanya”. Seandainya kita dengar sebaik – baiknya puasa adalah puasa Nabi Daud, kata Rasul saw. Puasa sehari batal sehari, puasa lagi batal lagi. Itu puasa yang paling afdhal). Kita tidak mampu, ya kalau gitu puasa senin – kamis. Saya sibuk banyak pekerjaan, kalau begitu 3 hari dalam 1 bulan. Sibuk tidak mampu atau sakit atau banyak halangannya untuk melakukan puasa. Lakukan puasa syawal, lakukan puasa pada hari asyura, puasa pada hari arafah yang hanya datang 1 tahun sekali. Puasa arafah setahun sekali, puasa hari asyura setahun sekali, puasa syawal 1 minggu saja dalam 1 tahun.

Demikian hadirin – hadirat “wa qaribu”, dekatkan dengan diri kita. Saya mampunya hanya puasa fardhu (wajib) saja, puasa ramadhan. Tambah 1 hari setahun sekali puasa asysyura,
(ketahuilah bahwa) itu sebelum puasa ramadhan diwajibkan, puasa asyura sudah menjadi puasa wajib. Sebelum diwajibkan puasa bulan ramadhan, puasa asysyura wajib. Setelah muncul kewajiban puasa dibulan ramadhan, puasa asysyura menjadi sunnah muakkadah. Itu 1 tahun sekali, kalau tidak mampu puasa sunnah seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali. Puasa arafah setahun sekali. Demikian hadirin – hadirat, tahun depan tambah 2X arafah dan asysyura, tahun depannya lagi tambah syawal (1 minggu), arafah, asysyura 3X saja setahun. Tahun depannya barangkali bisa ditambah 2 bulan sekali, terus demikian riwayat Shahih Bukhari “yang paling disenangi Rasul saw adalah amal yang berkesinambungan”. Kalau amal sekali saja memang tidak boleh? Boleh, tapi yang berkesinambungan lebih afdhal. Ini kita bicara hal yang sunnah dan hal yang wajib tentu sudah jelas.

“Wa qaribu wa absyiru” (dan pahamilah hal – hal yang membuat kau gembira didalam ibadah daripada bisyarah bisyarah dan kabar – kabar mulia yang muncul itu pahami dan kabarkan). Kita sudah melakukan shalat witir, Alhamdulillah setiap malam shalat witir. Kenali kemuliaan pahala qiyamullail, seperti apa. “absyiru” katakan pada orang lain dan senangkan dirimu. Kalau qiyamullail itu pahalanya begini, begini, begini, itu yang dimaksud. Ketika kita beramal ibadah hadirkan didalam hati kita kemuliaan ibadah itu. Saya Alhamdulillah selalu hadir di majelis setiap malam selasa, hadirkan kemuliaan ibadah seperti ini. Allah Swt sudah mengatakan dari seluruh riwayat Shahih Bukhari dan Muslim “orang yang duduk di majelis dzikir dan majelis taklim, itu semua yang duduk disitu tidak akan dihinakan oleh Allah Swt yang duduk bersama berdzikir dan orang yang bertakdhim dan bershalawat, semuanya itu larut di majelis dzikir”.

Hadirin – hadirat inilah yang disebut “wa absyiru” agar bangkit semangat kita didalam ibadah lebih daripada yang ada. Kita sedang shalat 5 waktu, bangkitkan kemuliaan itu bahwa kau sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin. Inilah detik – detik terindah sepanjang waktu kita hidup hingga kita wafat belum ada detik – detik lebih agung daripada saat kita shalat, saat kita sujud. Ingatlah kemuliaan sujud itu bahwa Allah mengharamkan anggota sujud dibakar api neraka. “Innallaha harama alannaar an ta’kula min ibn adam atsarassujud” riwayat Shahih Bukhari sabda Rasul saw “Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud”. Ingat itu disaat kita bersujud, dan sedekat – dekat hamba kepada Allah. Hamba yang sangat dekat kepada Allah adalah saat ia bersujud. Sedang sujud ingat itu, sedang dzikir kemuliaannya, sedang puasa ingat kemuliaannya, sedang shalat ingat kemuliaan, berhadapan dengan ayah ibumu ingat kemuliaannya, ingat keberkahannya. Demikian absyiru.

Setelah itu Rasul Saw mengajari kita untuk banyak berdoa tapi Rasul saw mengajari 3 waktu yang paling afdhal padanya doa didalam setiap hari yaitu “wasta’inu bil qhudwati warrawhati wa syain minadduljah” (mohonlah pertolongan Allah pada 3 waktu yaitu disaat pagi). Ghudwah adalah mulai selesai fajr hingga waktu dhuha, sebagian ulama mengatakan sampai sebelum waktu zawal. Jadi 10 menit sebelum adzan dhuhur itu waktu zawal. Sebelum itu dari mulai waktu subuh (waktu pagi), doa – doa diijabah (dikabulkan) oleh Allah Swt.

“Warrawhah”, rawhah adalah beberapa saat sebelum ashar sampai terbenamnya matahari. Disaat – saat seperti itu banyaklah berdoa, kata Rasul Saw. “wa syain minadduljah” yang paling afdhol di detik – detik akhir sepertiga malam terakhir sebelum adzan subuh. Jadi sebelum adzan subuh, kalau sepertiga malam terakhir bisa dihitung sendiri dari isya sampai adzan subuh dibagi 3, sepertiga terakhir itu waktunya, kira – kira jam 02.30 atau 03.00 WIB. Detik – detik sebelum adzan subuh, itulah detik – detik paling afdhal untuk berdoa dan di detik – detik itulah kelahiran Sayyidina Muhammad Saw, beliau lahir beberapa detik sebelum terbitnya fajar.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt memuliakan hamba – hamba Nya dengan tuntunan keluhuran dengan sunnah Nabi Nya, Muhammad Saw. Mereka semakin dekat kepada Allah Swt dan Allah jadikan agama islam ini mudah. Makin ingin seseorang mendalaminya makin dipermudah oleh Allah Swt urusan dunianya dan akhiratnya. Dan bukan berarti seseorang yang bekerja itu dia orang yang duniawi karena pekerjaan itu kalau diniatkan memberi nafkah menjadi pahala shadaqah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw “orang yang memberi nafkah kepada keluarganya maka ia mendapat pahala shadaqah”. Itulah hadirin – hadirat, jadi bekerja mendapatkan nafkah untuk keluarganya itu ada pahalanya dari Allah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “barangsiapa yang bekerja untuk menafkahi para fuqara, dia bekerja untuk dirinya tentunya dan keuntungan dari pekerjaannya itu untuk fuqara maka baginya itu pahala seakan – akan orang yang berpuasa di malam hari dan yang shalat malam di sepanjang malam”.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin seseorang dekat dan mengamalkan sunnah Sang Nabi saw, dia akan semakin sempurna dan demikian pula masyarakat. Semakin meluas ajaran sunnah Nabi Muhammad Saw maka akan semakin damai masyarakatnya. Beberapa waktu yang silam diwilayah Shibam di Hadramaut ada seorang qadhi (hakim). Di Shibam kebanyakan ulama, shalihin banyak disitu. Qadhi (hakim) itu 20 tahun bertugas menjadi hakim di wilayah Shibam. Setelah selesai jabatannya ia kembalikan semua penghasilan bulanannya, karena hakim kan ada gajinya, ada bulanannya dikembalikan yang selama 20 tahun. Dikembalikan kepada amir (pemimpin). “Kenapa dikembalikan?” Hakim menjawab “saya tidak bekerja. 20 tahun saya jadi hakim tidak ada 1 kasus pun”. Selama 20 tahun ia menjadi qadhi (hakim), tidak satu pun ada pengaduan kepada hakim.

Demikianlah masyarakat yang nabawiy, kalau sudah masyarakatnya asyik dengan sunnah Nabi Muhammad Saw tidak ada lagi hal – hal yang bersifat munkar. Ada satu yang mencaci temannya yang lain memaafkan, yang satu berbuat dholimi yang lain menasehati. “Tidak ada 1 kasus pun”, kata sang hakim. “20 tahun aku disini, tapi aku makan penghasilan tiap bulan makan dikasih, aku tidak mau memakannya karena aku tidak bekerja sebagai hakim, aku ditunjuk jadi hakim selama 20 tahun disini tidak ada kasus 1 pun yang datang kepadaku”. Demikian hadirin – hadirat, sampai ia selesai dari jabatannya dan tidak ada 1 kasus pun di wilayah itu, demikian indahnya masyarakat kalau sudah berjalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Allah berikan keberkahan, Allah berikan keluasan.

Demikian hadirin – hadirat yang dimulaikan Allah,
Saya pernah berkunjung ke Pulau Bengkalis diwilayah Riau. Pulau ini pulau yang kaya raya, Sampai ditempat pertama kali yang saya Tanya “bagaimana keadaan pulau ini?” mereka berkata “Habib, di pulau ini tidak ada bar, tidak ada diskotik, tidak ada café, tidak ada perjudian, tidak ada tempat zina, tidak ada itu semua”. Kenapa? Masyarakatnya tidak mau. Pernah buka disini bar, diskotik tapi tidak laku, tutup sendiri karena masyarakatnya tidak mau itu. Masjid ramai, pesantren ramai, majelis taklim ramai. Ada orang buka bar, buka diskotik tutup sendiri karena tidak laku. Jadi Habib disini tidak ada tempat maksiat karena masyarakatnya tidak mau. Subhanallah!! Kaya raya, Allah limpahkan keberkahan sebagaimana firman Allah “walaw anna ahlalqura amanu wattaqa lafatahnaa a’laihim barakaati minassamaai wal ardh” QS. Al A’raf : 76 (kalau seandainya masyarakat itu beriman dan bertaqwa, Allah limpahkan keberkahan dari langit dan bumi).

Hadirin – hadirat demikian indahnya seseorang dan masyarakat yang mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw. Rasul Saw selalu menuntuk kita kepada kesucian hidup. Oleh sebab itu diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw membanggakan umatnya “inna ummati yud’auna yaumal qiyamah Ghurran muhajjilin” (sungguh umatku di hari kiamat terang benderang wajah mereka itu). “famanisthatha’uu an yuthiila ghurratahu falyaf’al” demikian riwayat Shahih Bukhari. Maka kalian, kata Rasul “yang mempunyai kemampuan maka luaskan anggota wudhu (wajah, tangan, kaki) dan itu kalau saat membasuh wajah jangan diwajah saja namun diteruskan sampai lewat leher sampai ke telinga dan airnya diperluas. Disaat membasuh tangan dipanjangkan sampai diatas siku, itu bukan mubazir, itu adalah Ghurran Muhajjilin.
Hadirin – hadirat panjangkan sampai melewati siku, demikian juga membasuh kaki panjangkan sampai diatas pertengahan antara lutut dan mata kaki (tengah tengahnya) jadi sampai betis panjangkan itu air”. Itu kenapa? itu membuat anggota tubuh kita terang benderang di yaumal qiyamah. Rasul Saw membanggakan umatnya, anggota wudhu mereka terang benderang bercahaya. Dikenangnya umat Nabi Muhammad Saw dengan anggota wudhunya yang diberi cahaya oleh Allah Swt. Dan membasuh rambut, basuh seluruh bagian rambut sampai seluruhnya dan demikian pula telinga. Sempurnakan wudhu kita kalau kita berwudhu. Ini salah satu dari wasiat Nabi kita Muhammad Saw.

Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Utsman radiyallahu anhum berwudhu menghadap kiblat lantas beliau berwudhu dengan tenang dan dinikmati lalu melakukan shalat sunnah 2 rakaat. Setelah itu ditanya oleh Sahabat lain, “kau ini berbuat begini kenapa wahai khalifah Amirul Mukminin? Apakah Rasul saw mengajarkan begini?”, Sayyidina Utsman berkata “Rasul saw berkata barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik – baiknya, ia perindah wudhunya, perlahan – lahan, tidak terburu – buru, menghadap kiblat, menutup aurat, dalam keadaan seperti itu lalu ia shalat sunnah 2 rakaat tanpa berkata – kata dari mulai berwudhu sampai shalatnya usahakan tidak banyak bicara maka Allah akan mengampuni dosa – dosanya”. Dan kudengar ini langsung dari Rasulullah saw. Demikian dikatakan Sayyidina Ustman bin Affan radiyallahu anhum.

Hadirin – hadirat, para sahabat radiyallahu anhum adalah orang – orang yang paling mencintai Rasulullah Saw. Cinta mereka kepada Rasul saw sangat – sangat dahsyat sampai dikatakan ketika Sayyidina Abu Hurairah radiyallahu anhu berhadapan dengan Rasul saw saat itu beliau sedang junub (sedang dalam keadaan hadats besar) maka Abu Hurairah radiyallahu anhu cepat – cepat pergi meninggalkan Rasul saw. Ketika jumpa dengan Rasul saw ditanya “aina kunta ya Abu Huhairah?”, kau tadi dimana ya Abu Hurairah? kenapa lari sembunyi? Berkata Abu Hurairah “kuntu junuban Ya Rasulullah”, wahai Rasulullah tadi aku sedang hadats besar belum mandi junub (mandi wajib). “wa akrahu an ujaalisaka illa wa ana alaa thaharah”, dan aku tidak mau duduk bersamamu dan menghadapmu terkecuali dalam keadaan suci. Demikian cinta mereka (para sahabat) kepada Sayyidina Muhammad Saw.

Dan tentunya kita ingat 1 nama, manusia yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad Saw dari semua nama para sahabatnya. Siapakah ia? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha, putri tercintanya yang paling dicintai Rasul saw dari semua sahabat radiyallahu anhum. Terbukti bagaimana kita dengar ketika Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Ketika Rasul saw wafat, Sayyidina Abu Bakar ini kalau selesai shalat malam terdengar suara gemuruh dari dadanya bagaikan suara air yang bergolak dan ketika ia wafat tercium bau hati yang terbakar, hati yang terpanggang. Hati kalau dibakar baunya seperti itu tercium dari mulutnya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq maka ketika ditanya kenapa maka salah satu riwayat mengatakan “itu adalah karena tidak tahannya menahan kerinduan kepada Rasulullah Saw”. Dan ternyata hal itu telah didahului oleh Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha yang ketika setelah wafatnya Rasul saw, ia tidak lagi keluar dari rumahnya dan terus berada dirumahnya dan keluar hanya beberapa saat untuk berjumpa dengan Amirul Mukminin Abu Bakar Ashshiddiq dan setelah itu tidak keluar dari rumahnya. Beberapa bulan kemudian ialah yang pertama kali wafat dari para sahabat Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, “Rasul saw berkata kepada Sayyidatuna Fatimah bahwa engkaulah yang paling pertama menjumpaiku dari para kekasihku”. Maksudnya dari semua orang – orang yang dicintai oleh Rasul saw dari kalangan sahabat yang paling pertama kali menjumpai Rasul Saw di alam barzah adalah Sayyidatuna Fatimah. Terbukti beliaulah yang pertama kali wafat setelah Rasul Saw wafat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum tahu kemuliaan derajat Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Sebagian orang di masa sekarang mengatakan Abu Bakar Ashshiddiq itu tidak mencintai ahlul bait, hal ini tentunya salah karena riwayat Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari ketika Abu Bakar Ashshiddiq ditanya bahwa Sayyidatuna Fatimah Azzahra tersinggung atas ucapannya maka Abu Bakar Ashshiddiq datang kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib mohon ijin untuk minta ridho kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra” , dan Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra dating pada sayyidah Fatimah Azzahra mohon ridho dan mohon maaf atas kesalahannya dan ia tidak keluar dari rumahnya Sayyidatuna Fatimah sebelum Sayyidatuna Fatimah Azzahra ridho memaafkan kesalahan Abu Bakar Ashshiddiq. Maka berkata Imam Ibn Hajar Al Asqalani riwayat ini menyelesaikan permasalahan yang saat sekarang ini dipermasalahkan.

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sumber : http://majelisrasulullah.org/

READ MORE -

Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year
 
 
 
Iman itu tidak stabil, terkadang naik terkadang turun,
yang mempengaruhi naiknya iman adalah beribadah kepada Alloh sedangkan yang mempengaruhi turunya iman adalah maksiat