Assalamu'alaikum Wr.Wb
Sunday 6 September 2009

Jadilah Kalian Bersaudara Sesama Hamba ALLAH SWT

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ، فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّام

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Janganlah kalian saling membenci, jangan saling dengki dan iri, dan jangan pula saling memusuhi, jadilah bersaudara sesama hamba Allah, dan tiadalah halal bagi muslim untuk memutus hubungan / memusuhi saudara muslimnya lebih dari tiga hari” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Indah, Yang Maha Melimpahkan keindahan sepanjang waktu dan zaman,dari masa ke masa memperindah keadaan menjadi lebih indah, (yaitu) Jiwa hamba – hambaNya yang semakin dekat (kepada kasih sayang Nya swt) (semakin zaman mendekati akhirnya maka Allah semakin mempermudah pengampunan Nya swt). daripada mukminin dan mukminat yang diangkat derajatnya setiap waktu dan saat dengan sunnah Sang Pembawa Rahmatnya Allah, ialah Sayyidina Muhammad Saw hingga setiap waktu mereka lewati siang dan malamnya mereka terus mendekatkan dan semakin dekat kepada Cinta Allah, kepada Keridhoan Allah, kepada Kasih Sayang Allah, kepada Cahaya Mahabbatullah, kepada Cahaya Keindahan Allah, mereka lewati hari – harinya dengan ruku’ dan sujudnya, dengan taatnya kepada Allah, mereka lewati dosa – dosa dengan istighfar dan taubat hingga lewatlah hari mereka dalam keluhuran dan hari demi hari, maka matahari dan bulan sebagai saksi, bumi sebagai saksi, jasadnya sebagai saksi, lidahnya menjadi saksi, tangan dan kaki menjadi saksi dan kesemua alam semesta menjadi saksi atas kemuliaannya. Dan alam semesta menjadi saksi atas kecintaan Allah padanya.

Sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “idza ahaballah abdan qaala Li Jibril.. Hadirin – hadirat, Rasul saw bersabda jika Allah telah mencintai seorang hamba maka Allah berkata kepada Jibril, “wahai Jibril, Aku telah mencintai fulan” maka Jibril turun ke langit dan mengumumkan kepada angkasa raya, berjuta – juta galaksi di langit dan kepada semua yang ada di langit dan di bumi. “Wahai penduduk angkasa raya, Allah telah mencintai fulan, maka cintailah ia”, jadilah seluruh debu, hewan dan tumbuhan mengenal hamba yang dicintai Allah dan kecintaan Allah kepada hamba itu terbit dengan sunnah dan tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. “In kuntum tuhibbunallah fattabi’uniy yuhbibkumullah” jika kalian mencintai Allah, ikutilah Nabi Muhammad Saw maka kalian akan dicintai Allah Swt.(QS. Ali Imran : 31.)

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian agung dan luhurnya Rabbul Alamin memperindah kehidupan setiap keturunan Adam yang mau beriman kepada Allah, yang mau mengikuti tuntunan Sang Nabi saw, dan mau menghiasi jiwanya dengan kedamaian. Allah Swt berfirman “alladzina aamanu wa tathma’innu quluubuhum bidzikrilah, alaa bidzikrillah tathma’innulquluub” ketahuilah orang – orang yang beriman itu tenang hatinya dengan mengingat Allah, hanya dengan dzikir kepada Allah-lah tenang dan damainya sanubari. (QS. Ar-Rad : 28)

Hadirin – hadirat, satu nama Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, yang jika diingat akan menimbulkan kedamaian, menenangkan seluruh sel tubuh kita, membawa kedamaian pada seluruh sel tubuh kita dan membawa aura kemuliaan yang terbit dan muncul dari sanubari kepada seluruh tubuhnya dan kepada alam sekitar.

Doctor Albert Benson dari fakultas kedokteran di Universitas Harvard menemukan satu penemuan yang sangat mengejutkan. Setelah ia mempelajari cara untuk membawa kedamaian dan ketenangan bagi manusia. Belasan tahun ia mempelajari dan mencari, ia menemukan satu penemuan yang sangat mengejutkan. Apa penemuannya? Tidak pernah ada kedamaian yang ia temukan bisa mendamaikan seorang manusia, ketenangan hatinya kecuali dengan iman kepada Allah. Dan tidak pernah ada kedamaian yang mencapai hebatnya orang yang beriman kepada Allah dibanding iman kepada apapun selain-Nya. Mengingat air terjun yang indah, mengingat gunung yang indah, mengingat kekasih, mengingat kenikmatan, apapun yang ia perbuat untuk mencapai kedamaian, belum ada satu metode yang mereka temukan terkecuali kedamaian itu sangat memuncak ketika manusia mengingat Allah.

Hadirin – hadirat, maka ia menyebutkan (doctor Albert Benson) dari Universitas Harvard bahwa keturunan Adam memang telah dicipta untuk hanya taat dan beriman kepada Allah, yang dengan itu tenanglah jiwanya, yang dengan tenang jiwanya maka tenanglah seluruh tubuhnya dan ketenangan seluruh sel tubuhnya. Demikian indahnya penemuan itu membuka Keluhuran Ilahi dan Allah sudah berfirman “alaa bidzikrillah tathma’innulquluub” dengan mengingat Allah maka tenanglah sanubarinya. (QS. Ar-Rad : 28.)

Wahai jiwaku dan jiwa kalian yang sering diombang – ambingkan dalam gelombnag kehidupan, dalam limpahan kenikmatan hingga terjebak pada kekufuran dan tidak bersyukur atau kepada kesusahan hingga terjebak pada tidak taat kepada Allah dan kufur.

Belum lagi, Allah terus mengombang – ambingkan keturunan Adam (agar mereka mencari kekuatan dan ketenangan Nya swt), namun ketika jiwanya telah menyimpan aura kekuatan terbesar di alam semesta yaitu Allah Jalla Wa Alla, maka ia akan sabar dengan apapun yang terjadi, tidak akan bisa mengecohnya karena jiwanya bersama Allah Jalla Wa Alla. Kalau sudah jiwa dan sanubarinya bersama Allah, mengingat Allah, dalam kemuliaan Allah, maka ia dalam lindungan benteng kekuatan Allah Jalla Wa Alla.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw bersabda sebagaimana hadits yang kita dengar diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, beliau saw “la tabaghadhu, wala tahasadu, wala tadabaru, wa kunu ibadallah ikhwanan, wala yahillu li muslimin an yahjura akhaahu, fauqa tsalatsati ayyamin” janganlah kalian saling membenci.., kata Sang Nabi saw. Kenapa? Kita akan perjelas nanti. Karena perbuatan manusia itu akan membawa kerusakan di dunia dan akhirat. “la tabaghadhu, wala tahasadu..” janganlah kalian saling benci dan saling dengki. Lihat saudara kita mendapat kenikmatan jangan dengki dan iri, karena Yang Maha Memberi masih tetap memberi dan bisa memberi. “..wala tadabaru..” jangan saling membelakangi. Tadaabaru itu maksudnya adalah orang yang ketika jumpa dengan saudaranya muslimin buang muka, atau lebih ringkasnya ialah jangan bermusuhan.

“..wala yahillu li muslimin an yahjura akhaahu, fauqa tsalatsati ayyaamin” dan tidak dihalalkan bagi saudara muslim untuk bermusuhan lebih dari 3 hari. Sebelumnya Sang Nabi mengatakan “..wa kuunuu ibaadallahi ikhwanan” jadilah kalian sesama hamba Allah itu bersaudara, sesama muslimin itu bersaudara, persaudaraan yang lebih erat daripada persaudaraan pertalian darah. Karena kalau persaudaraan pertalian darah kalau wafat terpisah, tapi kalau saudara seiman, wafat lalu hidupnya di alam barzah dan di akhirat tidak akan pernah terpisah. Semakin kita menyambung hubungan silaturahmi dengan manusia, sesama iman, sesama muslimin – muslimat, maka Allah Swt akan semakin menyambung Kasih Sayang-Nya kepada kita. Semakin seseorang tidak memiliki kebencian kepada orang lainnya, makin indah hidupnya di dunia dan akhirat.

Para ilmuwan dalam penemuan mutakhirnya menemukan satu penemuan yang menakjubkan bahwa ketika seseorang itu marah atau timbul sifat benci didalam dirinya maka terpancarlah dari dalam tubuhnya hormon – hormone stres, hal itu menimbulkan tuntutan sel sel otot yang ada di jantung akan oksigen yg berlebihan,Marahnya seseorang atau bencinya ia pada sesuatu atau benci pada orang lainnya maka itu akan menyebabkan lepasnya hormon – hormon tersebut dan jika itu terjadi akan membuat kebutuhan yang berlebihan atas oksigen pada otot – otot jantungnya, dan oksigen itu tidak bisa dipenuhi oleh paru – parunya. Berbeda dengan orang yang berlari, jantungnya berdebar cepat tapi tubuhnya bergerak. Tapi kalau tubuhnya tetap diam saja hingga benci dan kemarahannya yang muncul maka jantungnya berdebar dengan keras yang mengakibatkan otot pada jantungnya membutuhkan oksigen yang lebih banyak dan ini tidak bisa dipenuhi oleh paru – parunya. Lantas apa yang terjadi setelah itu? Itu menyebabkan pengentalan keping – keping darah pada jantung. Apa yang akan terjadi setelah itu? Itu menyebabkan sering terjadinya serangan jantung. 60% serangan jantung terjadi pada orang yang sering marah dan sering benci kepada orang lainnya.

Dan penemuan yang lebih menakjubkan, mereka meneliti orang – orang yang sakit. Para ilmuwan di Amerika, mereka meneliti orang – orang yang sakit. Mereka merasa ringan sakitnya ketika memaafkan orang yang menyakiti mereka. Ini penemuan dengan jelas, selaras dengan sunnah Sayyidina Muhammad Saw. “la tabaaghadhu, wala tahaasadu, wala tadaabaru, wa kunu ibadallah ikhwanan, wala yahillu li muslimin an yahjura akhaahu, fauqa tsalatsati ayyaamin” janganlah kalian saling membenci, jangan saling memusuhi. Sang Nabi saw memahami, karena dalam setiap tuntunan beliau itu tersimpan kesejahteraan dan kesehatan di dunia dan juga kebahagiaan di akhirat. Semakin sirna seseorang dari membenci orang lainnya makin ringan semua penyakitnya, semakin jauh dari serangan jantung. Demikian hebat sunnah Muhammad Rasulullah Saw. Orang yang paling pemaaf, ialah Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah menjadikan kemuliaan pada jiwa yang dipenuhi cahaya Ilahi maka jiwa itu akan sulit dendam kepada siapapun. Demikianlah jiwa Sayyidina Muhammad Saw. Jiwa yang dipenuhi kekuatan Ilahi akan berpengaruh kepada apapun yang ada didekatnya. Sebagaimana penemuan Prof. Masaru Emoto dari Jepang, yang telah sering kita dengar bahwa air itu bereaksi dengan emosi orang yang ada di hadapannya. Kalau orang yang dihadapannya marah – marah maka jika air itu dilihat dengan mikroskop dengan skala tertentu akan berubah menjadi buruk bentuknya. Dan ketika orang yang ada di hadapannya tenang maka air itu berubah menjadi lebih indah jika dilihat dengan skala tertentu di mikroskop. Ini jiwa yang tenang, lebih – lebih lagi jiwa yang dipenuhi Cahaya Allah. Ini berlaku bukan hanya pada air tapi berlaku untuk alam semesta. Bahkan merubah hal – hal hina menjadi hal yang mulia, sebagaimana firman Allah didalam hadits qudsiy riwayat Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim) “humul julasaa’ laa yasyqaa bihim jaliisuhum” orang yang duduk bersama orang – orang yang berdzikir, walaupun niatnya bukan untuk berdzikir, dia mendapatkan pahala dan kemuliaan. Kenapa? Karena bersama orang yang berdzikir. Air bisa bereaksi dengan jiwa yang ada di hadapannya. Demikian pula dengan alam semesta ini.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah Allah Swt menjadikan jiwa – jiwa mulia itu sebagai pembawa penyelamat di muka bumi. Sebagaimana Allah Swt berfirman “kalau seandainya bukan karena pria – pria mukminin dan wanita – wanita mukminat yang kalian tidak ketahui kemuliaan mereka itu, kalau mereka itu tiada, kalau mereka itu pergi, maka niscaya akan turun azab yang pedih kepada wilayah itu”. (QS Al Fath 25) .Tapi karena ada kaum mukminin dan mukminat yang melakukan jamaah. Sebagian ulama mengatakan ini pada orang – orang yang melakukan shalat jamaah atau jamaah majelis dzikir atau jamaah majelis taklim, maka mereka inilah yang menyingkirkan musibah. Kenapa? Karena alam semesta sudah dikuasai oleh satu kekuatan tunggal yang Maha Mengatur segala kejadian untuk tetap memuliakan dan membawa keberkahan bagi jiwa – jiwa yang dipenuhi cahaya Allah.

Allah Swt berfirman didalam hadits qudsiy “ana ma’a ‘abdi haitsu maa dzakaranii wa taharrakat bii syafataah” Aku bersama hamba – hambaKu ketika ia mengingat-Ku dan ketika kedua bibirnya bergetar menyebut Nama-Ku. Kalau sudah Allah sudah bersamanya maka kedamaian bersamanya, kalau kedamaian bersamanya, kedamaian bersama keluhuran. Demikian indahnya jiwa Sayyidina Muhammad Saw. Dan semoga aku dan kalian terwarnai dengan Cahaya Keindahan Allah Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Setiap perbuatan – perbuatan ibadah yang merupakan sunnah Sang Nabi saw tersimpan padanya Cahaya Keridhoan Ilahi. Diriwayatkan didalam Shahih Muslim dalam salah satu hadits qudsiy bahwa Allah Swt berfirman di hari kiamat kepada para hamba – hambaNya. “Hamba – hambaKu, Aku sakit kenapa kalian tidak menjenguk-Ku, Aku lapar kenapa kalian tidak memberi-Ku makan, Aku haus dan kalian tidak memberi-Ku minum”, maka para hamba – hamba bertanya “wahai Allah, sungguh bagaimana Engkau ini sakit sedangkan Engkau Rabbul Alamin?, bagaimana Engkau lapar sedangkan Engkau Rabbul Alamin?, bagaimana Engkau haus sedangkan Engkau Rabbul Alamin.?”. Allah menjawab “hamba-Ku, kau lihat hamba-Ku (fulan) sakit, kau tidak menjenguknya. Kalau seandainya kau menjenguknya saat itu, kau akan temukan Aku bersamanya”. Maksudnya apa? Bukan Allah ada disamping orang yang sakit, tapi Keridhoan dan Kasih Sayang Allah ada bersama orang yang menjenguk orang yang sakit. (syarah Nawawi ala shahih Muslim) “Hamba-Ku (fulan) lapar, ia minta padamu makanan dan kau tidak memberinya? apakah kau tidak tahu bahwa hamba-Ku kalau kau beri ia makan maka kau akan temukan Aku bersama orang itu”. Maksudnya apa? Kau akan mendapatkan cintanya Allah dengan membantu orang yang kelaparan itu. “Hamba-Ku (fulan) kehausan, ia minta minum padamu dan kau tidak memberinya? kalau kau memberinya saat itu, kelak akan kau temukan Aku bersamanya”. Demikian sifat – sifat mulia membantu sesama membuka rahasia keridhoan Allah Jalla Wa Alla.

Oleh sebab itu, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari tentang salah seorang wanita bertanya kepada Rasul saw “Wahai Rasulullah, aku punya harta yang lebih, boleh tidak aku sedekahkan pada suamiku dan anakku? boleh tidak sedekah kepada kerabat sendiri?”, maka Rasul saw menjawab “untukmu dua pahala”. Yang pertama kau dapat pahala shadaqah dan yang kedua kau dapat pahala menyambung silaturahmi dengan kerabatmu. sering dipertanyakan, mana yang lebih didahulukan, umum atau keluarga sendiri ?. Justru keluarga sendiri dulu baru orang lain, bahkan kepada keluarga sendiri, kata Rasul saw. Ada dua pahala, yaitu pahala shadaqah dan pahala menyambung kekerabatan. Demikian indahnya tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman di dalam hadits qudsiy riwayat Shahih Bukhari ”ana ‘inda dzhanni ‘abdiy biy” Aku bersama persangkaan hamba-Ku. “Barangsiapa yang memusuhi wali – wali Ku, Aku umumkan perang kepadanya”. Ini Allah Swt berfirman menunjukkan kalau Allah akan menghancur leburkan semua mereka yang memerangi para wali – wali.

“Wamaa taqarraba ilayya abdi…”, tiadalah seorang hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan menjalankan apa – apa yang Aku wajibkan untuk mereka, dan hamba-hamba Ku itu tidak puas hanya menjalankan yang wajib saja, ia terus mendekat kepada-Ku dengan hal – hal yang sunnah sampai Aku mencintainya, (kata Allah).
Subhanallah!! Jadi Cintanya Allah itu tersimpan pada hal yang fardhu (wajib) dan yang sunnah. Jadi jangan menentang syari’ah, sampai kemanapun puncak kemuliaan ini dicari, tidak akan bisa tercapai derajat para wali terkecuali dengan mengamalkan syari’ah dan sunnah. Segala hal yang bertentangan dengan syari’ah dan sunnah maka tentunya tidak akan mencapai derajat cinta kepada Allah. Sebesar – besar apapun pengakuan seseorang jika ia menentang syari’ah dan menentang sunnah Sang Nabi saw maka ia mengaku seorang yang mulia di sisi Allah maka ia batil. Karena seorang wali tidak dicintai oleh Allah dan diangkat oleh Allah sebagai wali terkecuali ia telah mengamalkan hal – hal yang fardhu dan hal – hal yang sunnah sampai Allah mencintainya.

Demikian kelanjutan riwayat Shahih Bukhari, “jika hamba – hambaKu itu sudah mendekat kepada-Ku dengan hal yang fardhu dan yang sunnah sampai Aku mencintainya, maka jika Aku mencintainya Aku akan menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat dan aku menjadi tangan dan kakinya yang ia gunakan untuk bergerak dan jika ia meminta pada-Ku, Aku akan mengabulkan permintaannya, jika ia minta perlindungan maka Aku melindunginya”.

Hadirin – hadirat, tentunya yang dimaksud bukanlah Allah menjadi telinga, Allah menjadi pendengaran dan penglihatan, Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan bahwa maksud dari ucapan hadits qudsiy ini adalah orang yang menjaga dirinya dari hal yang fardhu dan sunnah sampai Allah mencintainya, Allah yang akan menjaga panca inderanya dari hal – hal yang dimurkai Allah dan akan muncul hal – hal yang lebih dari indera keenamnya. Dari penglihatannya, pendengarannya, tangan dan kakinya.

Hal ini teriwayatkan banyak didalam riwayat Shahih bahwa Sayyidina Umar bin Khattab radiyallahu anhu, beliau sedang berkhutbah jum’at tiba – tiba di tengah – tengah khutbah berteriak “naik ke atas bukit”. Para sahabat bingung, sedang khutbah jum’at bicara tentang naik ke atas bukit apa maksudnya? Ada Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah wa radiyallahu anhu hadir saat itu, Sayyidina Ali berkata “catat tanggal dan waktunya”, maka para sahabat mencatat tanggalnya. Tidak lama beberapa minggu, kelompok pulang dari peperangan, mereka berkata “kami terjebak dalam peperangan hampir saja kami kalah, tiba – tiba kami mendengar suara Umar bin Khattab tanpa wujud yang mengatakan “naik ke atas bukit”. Wujudnya tidak ada, tapi suaranya saja. Kami naik keatas bukit lalu kami meneruskan peperangan dan akhirnya kami menang. Kapan ini terjadi? Ia berkata “kira – kira hari jum’at, saat waktu shalat jum’at”. Subhanallah!! Sayyidina Umar sedang khutbah jum’at seraya berkata “naik ke atas bukit”, ia sedang berhadapan dengan jama’ah tapi penglihatan dan pendengarannya sampai kepada saudara – saudara muslimnya di tempat yang jauh. Ia menolong dan membantu mereka dengan memberikan kepada mereka penyelesaian yang membuat mereka menang “naik ke atas bukit, naik ke atas bukit”, selamat mereka.

Demikian hebatnya para wali Allah Swt, tentunya sangat banyak. Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, Sayyidina Ali Zainal Abidin dan lain sebagainya yang kesemuanya ahlul khusyu’, kesemuanya orang yang menjalankan sunnah Sang Nabi saw, kesemuanya tidak mau bertentangan dengan Allah dan Rasul saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
“Kalau mereka minta pada-Ku niscaya akan Ku-beri dan kalau mereka mohon perlindungan pada-Ku niscaya akan Ku-lindungi”, kata Allah.

Akhir dari penyampaian saya malam hari ini adalah munculnya fitnah terhadap pribadi saya dan Majelis Rasulullah Saw yang disebarkan di masjid – masjid hari Jum’at yang lalu di Al Hawi, di Al Munawwar, dan di banyak perkantoran. Dan orang yang menyebarkan juga pakai jaket Majelis Rasulullah Saw. Isinya ada foto saya dan ada tanda tangan palsu saya dan juga point – pointnya menyudutkan Presiden Republik Indonesia, menyudutkan Ibu Megawati, menyudutkan FPI dan FBR dan menghina para habaib lainnya. Dan seakan – akan itu muncul dari saya. Selebaran dibagikan sebanyak – banyaknya. Hal ini hadirin, saya mohon jangan ada yang mengambil tindakan anarkis karena saya sudah memaafkannya, Biar saja mereka terus demikian dan saya terus berdoa siang dan malam agar Allah berikan bagi mereka hidayah. Apa yang mereka perbuat ini memusuhi dakwah Sayyidina Muhammad Saw, bukankah yang kita ajarkan kedamaian? Bukankah yang saya sampaikan agar kita mencintai Allah dan Rasul-Nya?, damai di wilayah ini, damai bangsa ini, damai masyarakat kita, damai dan makmur kehidupan kita dunia dan akhirat, inikah yang mereka perangi? Semoga Allah memberi mereka kejelasan, memberikan mereka hidayah.

Hadirin – hadirat, jangan ada yang mengambil tindakan anarkis. Kalau ada 1,2 bentuk provokasi yang muncul di masyarakat laporkan kepada yang berwajib dengan segera. Tapi kalau bisa diredam, ya sudah diredam saja karena kedamaian itu selalu bersama kekuatan Allah Swt. Jadi biarkan saja, kita terus berjalan dan kita didalam satu kesatuan dalam satu iman. Dan tidak ada masalah dengan Presiden Republik Indonesia. Mulai tahun 1998 Majelis Rasulullah Saw ini berdiri, terus siapapun yg naik menjadi Presiden Majelis Rasulullah Saw tidak pernah bermasalah dg mereka. Demikian pula dengan Ibu Megawati, tidak pernah ada masalah, dengan FPI justru kita bersaudara, dengan FBR kita bersaudara tapi kelompok ini menjadikan seluruh symbol itu untuk memerangi Majelis Rasululah Saw dan mereka tidak akan berhasil. Ini justru persatuan muslimin – muslimat bersama – sama mengangkat dakwah Sayyidina Muhammad Saw. FBR, FPI, Majelis Rasulullah Saw tidak bisa dipecah karena kami sama – sama membela Sayyidina Muhammad Saw. Masing – masing dengan caranya, ada yang dengan cara naik mobil, ada yang dengan cara naik sepeda, ada yang dengan cara naik bus, ada yang dengan cara naik helikopter, ada yang dengan cara kapal laut. Masing – masing dengan caranya tapi 1 tujuan maka tidak akan pernah bisa dipecah belah.

Hadirin – hadirat, kita bermunajat kepada Allah Swt meneruskan daripada doa Nabi kita Muhammad Saw untuk kemuliaan dan pembenahan tempat ini. Rabbiy Rabbiy angkat semua kesulitan dari kami, dari seluruh muslimin – muslimat.

Kita bermunajat kepada Rabbul Alamin, Wahai Yang Menguasai alam semesta, Wahai Yang Selalu Mendamaikan jiwa yang selalu mengingat-Nya, Wahai Yang Maha Memberikan kedamaian dunia dan akhirat, damaikan jiwa kami, damaikan hari – hari kami, damaikan kehidupan kami, damaikan alam barzah kami, damaikan kematian kami kelak, damaikan kami di yaumal qiyamah. Wahai Cahaya Kedamaian dunia dan akhirat yang terbit dengan kebangkitan Sayyidina Muhammad Saw, kami bertawassul demi keluhuran cahaya risalah Sang Nabi saw yang menerangi jiwa dan kehidupan kami dan hari – hari kami dengan Keagungan Nama-Mu.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


sumber:

majelisrasulullah.org

0 comments:

Post a Comment

Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year
 
 
 
Iman itu tidak stabil, terkadang naik terkadang turun,
yang mempengaruhi naiknya iman adalah beribadah kepada Alloh sedangkan yang mempengaruhi turunya iman adalah maksiat