Assalamu'alaikum Wr.Wb

KEUTAMAAN HARI ASYURO’

Monday 23 May 2011

Ibnu Abbas ra. Bercerita : Nabi saw datang ke Madinah, ...dan beliau saw menemui orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa Asyura’. Beliau saw bertanya dan mereka menjawab : “Sesungguhnya pada hari inilah Allah memenangkan Nabi Musa dan Bani Israil atas Raja Fir’aun, maka kami pun berpuasa untuk mengagungkannya. Dan Nabi saw. Bersabda ; “Kami adalah orang yang lebih berhakatas Nabi Musa daripada kalian.”

Kemudian beliau saw memerintahkan berpuasa.
Keutamaan hari Asyura’ banyak disebutkan dalam atsar. Diantaranya; Nabi Adam as diterima tobatnya pada hari Asyura’. Nabi Adam as. Diciptakan dan dimasukkan surga pada hari itu, Arsy diciptakan pada hari Asyura’, juga Kursi-Nya, langit, matahari, bumi, bulan dan bintang-bintang. Nabi Ibrahim lahir pada hari itu dan diselamatkan dari api juga di hari itu. Nabi Musa dan kaumnya diselamatkan dari Fir’aun, dan Fir’aun ditenggelamkan juga hari Asyura’. Pada hari itu Nabi Idris di angkat ke langit, Hari itu Nabi Nuh mendarat di judy, hari itu Nabi Sulaiman di beri kekuasan besar, Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan, penglihatan Nabi Ya’qub as. Pulih, Nabi Yusuf dikeluarkan dari sumur dan Nabi Ayyub as. Sembuh dari penyakitnya juga hari itu.

Pertama kali hujan turun dari langit hari Asyura’. Puasa pada hari Asyura’ lebih terkenal pada semua umat, sampai-sampai ada yang berpendapat; “Sesungguhnya dia adalah puasa wajib sebelum ramadhan.” Namun pendapat itu di hapus.

Nabi Muhammad puasa di hari itu sebelum hijrah, dan ketika memasuki kota Madinah dia memperkuat anjurannya berpuasa. Beliau saw. Bersabda pada akhir umurnya ; “Kalau aku bisa hidup pada tahun akan datang, sungguh aku akan berpuasa pada hari ke-9 dan ke-10 (bulan Muharam).” Namun beliau keburu hijrah ke Rafiiqil A’lal (wafat). Dan ditahun itu beliau saw. Belum sempat berpuasa kecuali tanggal 10-nya. Namun beliau saw mencintai puasa di hari itu, tanggal 9 bahkan 11 hari, sabdanya ; “Berpuasalah kalian sebelum dan sesudahnya hari ini, dan kamu berbeda dengan orang-orang Yahudi, “ di mana mereka hanya berpuasa tanggal 10-nya saja.

Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)

Allah Ta’ala berfirman,.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”[2]

Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab. Oleh karena itu bulan Muharram termasuk bulan haram.

Suri tauladan dan panutan kita, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”[5]

Bulan Muharram betul-betul istimewa karena disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan pada lafazh jalalah Allah. Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh jalalah Allah, inilah yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya.[6]

Perkataan yang sangat bagus dari As Zamakhsyari, kami nukil dari Faidhul Qodir (2/53), beliau rahimahullah mengatakan, ”Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah ’Allah’ untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Alullah’ (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy. Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan tersebut. Bulan Muharram inilah yang menggunakan nama Islami. Nama bulan ini sebelumnya adalah Shofar Al Awwal. Bulan lainnya masih menggunakan nama Jahiliyah, sedangkan bulan inilah yang memakai nama islami dan disebut Muharram. Bulan ini adalah seutama-utamanya bulan untuk berpuasa penuh setelah bulan Ramadhan. Adapun melakukan puasa tathowwu’ (puasa sunnah) pada sebagian bulan, maka itu masih lebih utama daripada melakukan puasa sunnah pada sebagian hari seperti pada hari Arofah dan 10 Dzulhijah. Inilah yang disebutkan oleh Ibnu Rojab. Bulan Muharram memiliki keistimewaan demikian karena bulan ini adalah bulan pertama dalam setahun dan pembuka tahun.”[7]

Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iroqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi, ”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?”
Beliau rahimahullah menjawab, ”Disebut demikian karena di bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun. Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut syahrullah atau bulan Allah, pen) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri tidak pernah menyandarkan bulan lain pada Allah Ta’ala kecuali bulan Allah (yaitu Muharram).[8]
Dengan melihat penjelasan Az Zamakhsyari dan Abul Fadhl Al ’Iroqiy di atas, jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama dan istimewa.

RENUNGAN AKHIR TAHUN { TAHUN BARU 1431 HIJRIAH}

Menyambut tahun baru hijriyah bukanlah dengan memperingatinya dan memeriahkannya. Namun yang harus kita ingat adalah dengan bertambahnya waktu, maka semakin dekat pula kematian.

Sungguh hidup di dunia hanyalah sesaat dan semakin bertambahnya waktu kematian pun semakin dekat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

“Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia tidak lain seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya.”[14]

Hasan Al Bashri mengatakan, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya memiliki beberapa hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.”[15]

Semoga Allah memberi kekuatan di tengah keterasingan. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

SUMBER : Buku Rahasia Ketajaman Mata Hati dan kutipan Note Muhammad Abduh Tuasikal

SEMOGA BERMANFAAT.
WASSALAMU'ALAYKUM WR. WB.

0 comments:

Post a Comment

Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year
 
 
 
Iman itu tidak stabil, terkadang naik terkadang turun,
yang mempengaruhi naiknya iman adalah beribadah kepada Alloh sedangkan yang mempengaruhi turunya iman adalah maksiat